Faisal Basri akan Galang Kekuatan Independen Nasional

Kamis, 19 Juli 2012 – 18:24 WIB
JAKARTA - Mantan calon Gubernur DKI Jakarta, Faisal Basri mengatakan tidak mengenal kata mundur dari kegiatan memperjuangkan demokrasi di Indonesia. Sikap itu dia ambil sebagai salah satu bentuk kontribusi dan pendidikan politik terhadap masyarakat.

"Saya tidak akan istirahat dari kegiatan demokrasi karena panggung demokrasi adalah hak setiap warga negara dan itu dijamin oleh konstitusi," kata Faisal Basri, di press room DPR, gedung Nusantara III, Senayan Jakarta, Kamis (19/7).

Perolehan suara sebesar 5 persen yang didapat dalam Pemilukada DKI Jakarta lanjutnya, akan dijadikan sebagai modal dasar untuk membangun sosial kapital.

"Saya akan mengapitalisasi perolehan 5 persen suara dalam Pemilukada itu untuk berkontribusi terhadap kualitas demokrasi di Indonesia," tegasnya.

Dikatakannya, pengalaman yang diperoleh selama menjadi calon gubernur independen akan disebar ke seluruh daerah di Indonesia karena sejumlah daerah sudah terlebih dahulu memunculkan calon kepala daerah independen.

"Kekuatan calon kepala daerah dari independen ini kalau disatukan tentu akan memberikan manfaat positif bagi politik demokrasi di Indonesia," ujar Faisal Basri.

Menggalang kekuatan politik melalui jalur independen secara nasional itu, menurut Faisal Basri jangan diterjemahkan sebagai sikap anti-partai politik sebab partai politik sesungguhnya adalah roh dari demokrasi.

"Bahwa saat ini banyak partai politik di Indonesia yang menjurus ke praktik oligarki, itu soal proses. Menggalang kekuatan independen secara nasional justru untuk membuka ruang kompetisi yang sehat dalam panggung politik Indonesia," imbuhnya.

Demikian juga halnya dengan kemenangan pasangan Jokowi-A Hok pada putaran pertama Pemilukada DKI Jakarta. Menurut dia, itu bisa membangkitkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap partai politik.

"Semula para elit partai politik meragukan kapasitas dan kapabilitas Jokowi untuk ikut bertarung dalam Pemilukada DKI Jakarta. Keraguan para elit itu ternyata tidak beralasan karena mayoritas warga Jakarta memilih pasangan Jokowi-Ahok," ujarnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Dicecar KPK, Pejabat Kemenag Bungkam

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler