Faisal Basri: Utang Luar Negeri Indonesia ke Depannya Masih Akan Naik

Sabtu, 17 Juli 2021 – 08:00 WIB
Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri membenerkan ULN Indonesia akan bertambah. Foto JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri menyatakan peningkatan utang luar negeri (ULN) Indonesia bukanlah hal yang krusial.

Hal ini mengingat adanya pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.

BACA JUGA: Soal Kenaikan ULN Indonesia, Ekonom: Hati-hati Jebakan Utang

"ULN ke depannya masih akan naik dan saya tidak melihat ada yang krusial," ujar Faisal dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat (16/7).

Menurut dia, peningkatan ULN tidak terlalu menjadi masalah karena bentuknya mayoritas mendekati hibah.

BACA JUGA: BI Catat Utang Luar Negeri Indonesia Mei 2021 Menurun, Jadi Sebegini

ULN tersebut, lanjut dia, berasal dari kerja sama bilateral, seperti dengan Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB).

Faisal juga menilai tingkat bunga yang harus dibayarkan saat mengembalikan pinjaman luar negeri cenderung lebih rendah.

"Apalagi mengingat Indonesia kembali turun kelas ke kelompok negara berpendapatan menengah ke bawah," beber dia.

"Ini menjadi salah satu hikmah dari penurunan kelas tersebut," kata Faisal.

Oleh karena itu, Faisal berpendapat bahwa menarik pinjaman justru lebih baik dilakukan pemerintah saat ini dibanding menerbitkan surat utang yang memiliki bunga lebih tinggi.

Di sisi lain, terdapat risiko kemungkinan penjualan kembali surat utang yang dimiliki asing ke pasar jika prospek pemulihan ekonomi Indonesia tidak menentu atau kemungkinan pulih lebih lama dari pandemi.

Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2021 sebesar USD 415 miliar, turun 0,6 persen dibanding utang luar negeri periode April 2020 sebesar USD 417,6 miliar.

Penurunan utang terutama didorong oleh posisi ULN Pemerintah.

Secara tahunan, ULN Indonesia pada Mei 2021 meningkat sebesar 3,1 persen (year-on-year/yoy), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya sebesar 4,9 persen.

Namun, struktur ULN Indonesia tetap sehat dan didukung penerapan prinsip kehati-hatian, ditunjukkan oleh dominasi ULN berjangka panjang dengan pangsa 88,5 persen. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler