Fakta Baru Pembunuhan Shinzo Abe, Kaitan Gereja Unifikasi Makin Jelas

Rabu, 20 Juli 2022 – 21:11 WIB
Warga Jepang menaruh karangan bunga dan foto Shinzo Abe di depan Stasiun Yamato-Saidaiji, Nara, Sabtu (9/7). Kemarin siang, mantan perdana menteri itu ditembak saat sedang berkampanye di lokasi tersebut. Dia meninggal dunia di Rumah Sakit beberapa jam kemudian. Foto: PHILIP FONG / AFP

jpnn.com, TOKYO - Mantan ketua Gereja Unifikasi Kwak Chung Hwan pada Selasa (19/7) mengatakan bahwa pendiri gereja tersebut, Sun Myung Moon, memiliki hubungan yang erat dengan kakek dan ayah mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Pernyataan tersebut muncul di tengah peningkatan sorotan publik terhadap gereja itu atas pembunuhan Abe serta dendam si penyerang terhadap kelompok agama itu.

BACA JUGA: Dendam kepada Gereja Unifikasi, Tetsuya Bunuh Shinzo Abe, Apa Hubungan Keduanya?

Kwak mengadakan konferensi pers di Seoul menyusul laporan media tentang alasan penembak Abe melakukan serangan tersebut.

Penembak Abe memiliki dendam setelah ibunya memberikan sumbangan ke gereja hingga merusak keuangan keluarganya, dan ia meyakini bahwa kakek Abe telah mengundang masuk gereja itu ke Jepang dari Korea Selatan.

BACA JUGA: Shinzo Abe Ditembak saat Pidato, Kampanye Pemilu di Jepang Tetap Berlanjut

Ketika menanggapi pertanyaan tentang hubungan gereja itu dengan Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di Jepang, Kwak mengatakan bahwa Pemimpin Gereja Unifikasi Sun Myung Moon memang dekat dengan mantan Perdana Menteri Jepang Nobusuke Kishi, yang merupakan kakek Abe.

Kwak, mantan ketua dan dikabarkan pernah menjadi tangan kanan Gereja Unifikasi, menambahkan bahwa Moon juga dekat dengan ayah Abe, yakni mantan menteri luar negeri Jepang Shintaro Abe.

BACA JUGA: Shinzo Abe Meninggal Dunia, Jusuf Kalla: Kehilangan Seorang Tokoh Asia

Kwak mengatakan para pemimpin politik di Jepang selama tahun 1960-an hingga 1970-an prihatin dengan gerakan-gerakan berhaluan kiri di negara itu.

Pada masa itu, Moon merilis teorinya soal antikomunis yang membuat para pemimpin politik Jepang terkesan, kata Kwak.

"Donasi dari Jepang sangat berkontribusi kepada aktivitas Moon di seluruh dunia," ujar Kwak

Menurut laporan media, Kwak yang sudah berpisah dengan Gereja Unifikasi sekitar 2009 mengkritik kepemimpinan gereja saat ini.

"Saya merasa sangat bertanggung jawab (atas penyerangan Abe) ketika saya mendengar alasan si penembak berhubungan dengan dendam akibat donasi (kepada gereja)," katanya.

Penembak Abe, Tetsuya Yamagami, ditangkap setelah ia menembak sang perdana menteri Jepang yang saat itu sedang menyampaikan pidato di jalanan di Kota Nara, Jepang barat, pada 8 Juli.

Paman Yamagami mengatakan bahwa ibu Yamagami telah menyumbangkan uang sekitar 100 juta yen (Rp10,84 miliar) kepada gereja Unifikasi.

Gereja Unifikasi, yang didirikan di Korea Selatan pada 1954 oleh Moon dan dikenal dengan kegiatan pernikahan massal, memiliki reputasi yang kontroversial di Jepang.

Kelompok agama tersebut mengeklaim memiliki sekitar 600 ribu pengikut.

Menurut para penyelidik, Yamagami (41 tahun) mengatakan bahwa dia pikir ia akan mati pada akhir Juli karena sudah kehabisan uang dan dia sudah pernah mencoba membunuh Abe sebelum penembakan itu.

Yamagami memiliki utang sekitar 600.000 yen (sekitar Rp 65 juta), namun ia masih memiliki uang sekitar 200.000 yen (Rp21 juta) di rekeningnya pada 8 Juli ketika ia menembak Abe di jalanan dengan menggunakan senjata buatan sendiri, kata para penyelidik. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler