jpnn.com - HINGGA kini kecanduan seks masih belum bisa dikatakan sebagai gangguan mental. Kecanduan seksial juga belum dapat didiagnosis layaknya gangguan perilaku pada umumnya seperti kecemasan (anxiety) atau obsessive compulsive disorder (OCD).
Karenanya, fakta-fakta penting terkait kecanduan seks ini patut diperhatikan. Ini penting agar tidak kebingungan membedakan kecanduan seks dengan perilaku gemar bercinta.
BACA JUGA: Peneliti Temukan Obat Jet Lag
Para pakar pun membeber fakta-fakta tentang kecanduan seks. Berikut ini adalah pendapat mereka;
1. Ada kriteria spesifik agar seseorang dapat didiagnosis kecanduan seks. "Sama halnya dengan jenis kecanduan lainnya, kecanduan seks itu baru bisa terdiagnosis setelah melalui interview mendalam dan penggunaan instrumen penilaian spesifik yang dirancang khusus untuk menentukan apakah seseorang memiliki kriteria kecanduan seks atau tidak," kata psikolog dan penulis buku dari Augusta, Georgia Connie Stapleton, Ph.D., seperti dilansir laman Woman's Day, Senin (25/11).
BACA JUGA: Minuman Berpemanis Dapat Merusak Otak
Menurutnya, gejala yang biasanya dimiliki pecandu seks di antaranya masturbasi kronis, bersedia berhubungan intim dengan orang yang tidak dikenal, rela menjual tubuhnya demi uang dan seks, rela membayar hanya demi seks, suka flirting atau menggoda lawan jenis secara berlebihan; berkali-kali selingkuh, penggunaan pornografi secara konsisten, serta suka melakukan phone sex terutama dengan orang asing.
2. Kecanduan seks itu nyata tapi tidak diakui dalam literatur
BACA JUGA: Awas, Email Apnea Bisa Menggangu Kesehatan
Kendati kondisi ini tidak diakui secara formal sebagai salah satu bentuk kecanduan dalam literatur medis, banyak pakar kesehatan sepakat jika kecanduan seksual itu nyata dan menyusahkan. Begitu juga dengan Dr. Stapleton, dan menurutnya sudah banyak studi yang mengakui eksistensi kondisi ini.
3. Suka selingkuh belum tentu kecanduan seks
Jonathan Alpert, seorang psikoterapis dari New York City dan penulis buku No More Drama mengatakan ada bedanya orang yang benar-benar kecanduan seks dan orang yang semata berselingkuh dari pasangannya. Kecanduan seks itu ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk mengendalikan hasrat seksualnya, sedangkan orang yang berselingkuh belum tentu seperti itu.
4. Sama seperti obat, beberapa orang gunakan seks untuk redakan nyeri
Seperti halnya pecandu obat-obatan dan alkohol, seks bisa jadi digunakan untuk meredakan depresi dan kegelisahan. "Di samping untuk mencapai kepuasan," kata Alpert. Dengan kata lain, terkadang para pecandu seks butuh lebih sering bercinta untuk mencapai kepuasan tertentu.
5. Seseorang mudah jadi pecandu seks, apalagi dengan adanya teknologi
Bagi sebagian orang, teknologi dapat memicu munculnya kecanduan seksual. "Sebab teknologi menjadikan seks jadi lebih mudah diakses sehingga mendorong seseorang menjadi pecandu seks. Tapi ini bukan salah teknologinya, hanya saja ini menjadi pemicu bagi orang-orang yang memang kesulitan mengendalikan hasrat seksualnya," kata Alpert.
Terkadang pecandu seks malah lebih suka browsing gambar atau video erotis karena dianggap dapat memberikan sensasi yang lebih menyenangkan daripada aktivitas seksual yang sebenarnya.
6. Kecanduan seks menghancurkan pernikahan dan keluarga
"Kecanduan seks seringkali berujung pada perceraian. Apalagi setelah mereka menyebarkan penyakit seksual pada pasangan. Sejumlah orang juga harus kehilangan pekerjaannya karena ketahuan sering menonton pornografi di komputer kerjanya," kata Dr Stapleton.
Namun sebenarnya menurut Dr Stapleton, korban sebenarnya adalah anak-anak mereka. Ketika anak mengetahui orangtuanya suka mengumpulkan konten porno, entah itu dari majalah atau situs-situs yang tersimpan di komputer, mereka akan cenderung bingung dengan definisi seks itu sendiri.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Penyebab Berat Badan Justru Naik meski Nge-gym
Redaktur : Tim Redaksi