jpnn.com, WAMENA - Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa mengungkap hal yang menyulitkan pembebasan pilot Susi Air dari penyanderaan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Mayjen Saleh mengatakan bahwa KKB bersama sanderanya selalu berpindah-pindah tempat sehingga belum dapat diketahui pasti posisinya.
BACA JUGA: Kondisi Pilot Susi Air yang Berhari-hari Disandera KKB
Namun, dia menyebut tim gabungan TNI-Polri hingga terus berupaya membebaskan pilot Susi Air dari tangan KKB pimpinan Egianus Kogoya.
BACA JUGA: 11 Warga Tewas dalam Kerusuhan Wamena, Pangdam Cenderawasih Angkat Bicara
"Mudah-mudahan pilot Philip Mark Merthens segera dapat dibebaskan dengan keadaan selamat," ucap Mayjen TNI Saleh Mustafa di Wamena, Senin (27/2).
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyatakan bahwa KKB pimpinan Egianus Kogoya meminta senjata api dan amunisi untuk dibarter atau ditukar dengan pilot Susi Air yang masih disandera.
BACA JUGA: Begini Pernyataan Terbaru AHY soal Koalisi Perubahan, Silakan Cermati
Namun, jenderal bintang dua Polri itu menyebut permintaan itu tidak mungkin dipenuhi karena berbahaya dan dapat mengganggu keamanan serta menimbulkan korban jiwa.
"Selain meminta senpi dan amunisi, Egianus juga meminta sejumlah uang," ucap Irjen Fakhiri.
KKB pimpinan Egianus Kogoya sebelumnya membakar pesawat jenis Pilatus Porter milik Susi Air yang dikemudikan Philip Merthens pada Selasa (7/2).
Pesawat itu membawa lima orang penumpang, termasuk seorang bayi. Setelah itu, pilot Susi Air tersebut disandera KKB.
Tindakan pembakaran itu dilakukan sejumlah anggota KKB di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa pagi.
Pesawat Susi Air itu terbang dari Timika pukul 05.33 WIT dan dijadwalkan tiba di Bandara Moses Kilangin Timika pukul 07.40 WIT.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam