jpnn.com, WAMENA - Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa angkat bicara soal kerusuhan di Sinakma, Distrik Wamena, Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan yang menewaskan 11 warga.
Mayjen Muhammad Saleh menyatakan tidak ada prajurit TNI yang terlibat dalam kerusuhan tersebut.
BACA JUGA: 11 Orang Tewas dalam Kerusuhan di Wamena, 16 Polisi Diperiksa
Dia menegaskan jika kemudian ada anggota yang terlibat dengan bukti-bukti yang mengarah kepada pelanggaran hak asasi manusia (HAM), maka akan diproses sesuai hukum.
"Namun sebaliknya, bila tidak ditemukan bukti keterlibatan prajurit Kodam XVII/Cenderawasih dan prajurit Kodim 1702/JWY, tetapi ada oknum yang memutarbalikkan fakta maka saya akan melaporkannya," ujar Saleh di Wamena, Senin (27/2).
BACA JUGA: Beginilah Detik-Detik Bentrokan Warga di Tulehu, 1 Pemuda Tewas, Mencekam
Pangdam Cenderawasih bahkan bakal menuntut jika ada oknum yang berupaya menyebarkan berita hoaks terkait kerusuhan Wamena.
"Bila ada oknum yang menyebarkan berita hoaks maka saya akan menuntut yang bersangkutan sesuai dengan hukum yang berlaku," tegasnya.
BACA JUGA: Prabowo Unggul saat Simulasi Head to Head Melawan Ganjar dan Anies, Begini Datanya
Mayjen Muhammad Saleh menyampaikan dukacita mendalam kepada 11 warga yang menjadi korban kerusuhan pada Kamis (23/2) lalu.
Proses pemakaman para korban sudah berjalan dengan baik dan diharapkan proses hukum terkait insiden itu dapat dilaksanakan dengan baik.
"Saya selaku Pangdam XVII/Cenderawasih saat ini sedang berada Wamena, sehingga langsung memerintahkan Dandim 1702/JWY untuk membantu penanganan kerusuhan tersebut," ujar dia.
Dia menyebut langkah penanganan yang sekarang dilakukan pengamanan, khususnya terhadap masyarakat pendatang maupun asli Papua yang berdomisili di Wamena.
"Danrem dan jajarannya sudah diperintahkan agar selalu berkoordinasi dengan kepolisian untuk melaksanakan patroli dan Pomdam XVII/Cenderawasih diperintahkan untuk melakukan investigasi dan berkoordinasi dengan Kapolda Papua," tutur Saleh.
Pangdam mengingatkan jangan ada teror atau aksi di luar hukum yang mengancam dan menimbulkan ketidaknyamanan masyarakat di Wamena.
"Jangan menimbulkan kerusuhan dan mari kita jaga Wamena menjadi kota yang aman sehingga dapat ditempati siapa saja. TNI-Polri bersama-sama mendukung dan menjamin transparansi, akuntabilitas, dan penyelesaian kasus ini," ucapnya.
Kerusuhan Wamena yang terjadi pada Kamis (23/2) berawal dari isu penculikan anak. Insiden itu menewaskan 11 warga, 41 orang terluka termasuk aparat keamanan.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam