jpnn.com, JAKARTA - Rekapitulasi perolehan suara Pemilu 2019 di tingkat Provinsi Jawa Timur (Jatim) telah selesai. Distribusi kursi untuk DPR dari wilayah tersebut memang akan ditetapkan setelah rekapitulasi tingkat nasional selesai.
Berdasar penghitungan manual hasil rekapitulasi tingkat Provinsi Jatim, tercatat ada sembilan parpol yang memperoleh kursi DPR dari 11 dapil di provinsi ini. PDIP dan PKB menjadi parpol peraih kursi terbanyak. PDIP meraih 20 kursi dan PKB memperoleh 19 kursi.
BACA JUGA: Awas! Penumpang Gelap Pemilu Mulai Beraksi
Namun, ada fenomena menarik yang mewarnai hasil perolehan suara pemilu untuk DPR di Jatim. Mayoritas caleg pengumpul suara jumbo berasal dari dapil Jatim XI alias Madura.
Seluruh caleg terpilih dari Pulau Garam itu mengumpulkan lebih dari 120 ribu suara. Berbeda dengan 10 dapil lainnya, tidak banyak caleg terpilih yang bisa meraih lebih dari 100 ribu suara.
BACA JUGA: Eggi Sudjana Ditahan di Polda Metro Jaya
BACA JUGA: Dewi Tanjung Laporkan 3 Tokoh Ternama, Kasus Dugaan Makar
Tengok saja perolehan suara caleg Partai Gerindra R Imron Amin. Dia meraup 242.437 suara. Atau, caleg PPP Ahmad Baidowi yang mendapat 227.170 suara. Dari total jatah delapan kursi, hanya dua caleg yang perolehannya kurang dari 150 ribu suara.
BACA JUGA: Fadli Zon Bikin Sajak, Judulnya Rakyat Bergerak
Meski perolehan suara para caleg terpilih di wilayah Madura jumbo, sebarannya ternyata tidak merata. Rata-rata perolehan suara para kandidat terpilih itu terpusat di satu kabupaten/kota.
Misalnya, caleg PKB H Syafiuddin yang mendapat lebih dari 134 ribu di antara 142.303 suara di Bangkalan. Perolehan di tiga wilayah Madura lainnya rata-rata tidak sampai 4.000 suara per kabupaten.
Begitu juga perolehan suara R Imron Amin yang paling tinggi. Sebarannya ada di wilayah Bangkalan, mencapai 234 ribu suara.
Di tiga wilayah lain (Sampang, Pemekasan, dan Sumenep), perolehannya sangat kecil. Bahkan di Sampang hanya memperoleh 455 suara.
Fenomena unik di dapil Madura itu juga diakui Direktur SCG Research and Consulting Didik Prasetiyono. Selain suara jumbo para caleg, perolehan kursi parpol juga merata. Delapan kursi diisi delapan partai berbeda. ’’Perolehan suara caleg jauh di atas perolehan suara partai,’’ katanya.
Persaingan antarcaleg dalam satu partai di dapil Madura juga menarik. Misalnya, perebutan kursi DPR di Partai Nasdem.
Caleg terpilih Willy Aditya yang memperoleh 190.814 suara hanya unggul tipis atas caleg koleganya, Farid Al Fauzi, yang mendapat 188.385 suara.
Kompetisi perebutan kursi DPR di dapil Jatim juga menghasilkan fenomena baru. Banyak caleg potensial yang berpindah parpol gagal duduk di kursi DPR. Ambil contoh mantan Bupati Bojonegoro Suyoto (pindah dari PAN ke Nasdem), Fandi Utomo (dari Demokrat ke PKB), serta beberapa nama lain.
’’Hal ini cukup wajar. Sebab, butuh waktu membangun kembali basis maupun infrastruktur setelah seorang caleg pindah partai,’’ ujar founder The Republic Institute Sufyanto.
Di sisi lain, figur tokoh masih menjadi modal kuat bagi pemilih di beberapa daerah untuk menentukan pilihannya. Misalnya, yang terlihat dari lolosnya caleg-caleg populer seperti Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dan mantan Jubir KPK Johan Budi. ’’Namun, ini tak berlaku bagi caleg-caleg dengan background artis,’’ jelasnya.
BACA JUGA: Beredar Ajakan Tolak THR PNS, KASN: Mengapa Tidak Keluar Sekalian?
Sementara itu, meski rekapitulasi tingkat provinsi telah tuntas, KPU Jatim belum menyimpulkan perolehan kursi DPR antarparpol maupun caleg terpilih.
’’Sebab, penentuannya bakal dilakukan KPU setelah rekapitulasi nasional,’’ terang Ketua KPU Jatim Choirul Anam. (ris/c14/fat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo: Menyerah Berarti Berkhianat kepada Negara, Bangsa, dan Rakyat
Redaktur & Reporter : Soetomo