jpnn.com - JAKARTA - Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Agus Andrianto mengungkapkan, banyak pensiunan Polri dan TNI yang membekingi Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Karenanya, penyidikan kasus pembunuhan Abdul Ghani dengan tersangka Dimas Kanjeng harus dilakukan dengan hati-hati.
BACA JUGA: Dimas Kanjeng Sudah Masuk Radar Bareskrim sejak Februari 2016
"Kami harus hati-hati apalagi pengikutnya ada mantan anggota TNI dan Polri yang sudah pensiun. Mereka direkrut di sana," kata Agus di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (28/9).
Bahkan, dari beberapa nama potential susspect, terdapat mantan anggota yang diduga terlibat dalam kematian Abdul Ghani. Namun, Agus masih merahasiakan nama-nama anggota tersebut.
BACA JUGA: Ini yang Bikin Jessica tak Enak Hati
"Itulah yang kemudian terlibat dalam pembunuhan saksi kunci itu," tambah Agus.
Bareskrim Polri dan Polda Jawa Timur kini tengah fokus menyidiki kasus pembunuhan Abdul Ghani, yang merupakan tangan kanan Dimas Kanjeng.
BACA JUGA: Keterangan Jessica Berbeda dengan di BAP, Alasannya...
Abdul Ghani diketahui membelot dari Dimas Kanjeng dan menjadi saksi bahwa bosnya itu melakukan penipuan yang mengakibatkan Muhammad Ainul Yaqin merugi hingga Rp 25 miliar.
Bahkan, Agus mensinyalir, masih banyak korban lainnya yang terkena tipu muslihat Dimas. Sementara posisi Abdul Ghani, tukang menagih uang kepada Muhammad Ainul Yaqin.
"Jadi satu orang merekrut kayak semacam downline MLM. Nah si Muhammad Ainul ini kelompok yang kerugiannya Rp 25 miliar. Jadi per orang (mengumpulkan uang ) Rp 25 juta. Itulah yang disetorkan melalui Abdul Ghani. Abdul Ghani sejak 2007 sampai 2015 menyerahkan uang secara bertahap kepada Kanjeng itu," jelas dia.
Namun demikian, kasus penipuan ini akan ditahan sementara. Polisi lebih fokus menyidiki kasus kematian Abdul Ghani.
Dalam waktu dekat, Bareskrim dan Polda Jawa Timur akan menggelar prarekonstruksi kasus pembunuhan Abdul Ghani di beberapa titik, antaranya di Padepokan Dimas Taat Pribadi, kemudian di Probolinggo, dan Wonogiri.
"Pada saat akan melakukan rekonstruksi dan penindakan pada Kanjeng itu, kami upayakan supaya jangan ada ekses. Makanya kita koordinasi pada Polda Jatim. Intinya pada saat sebelum melakukan tindakan tolong diperhitungkan dulu jangan sampai ada ekses terutama pada orang-orang yang ada di Pondok mereka," terang Agus.
Bareskrim dan Polda Jawa Timur akan melakukan supervisi penanganan kasus Dimas Kanjeng. Sebab, pelaku pembunuhan Abdul Ghani diduga dilakukan lebih dari satu orang. "Kejadiannya di sana dan pengakuan mereka kan dikasi uang," tambah Agus.
Agus menilai, jika pemeriksaan dilakukan di luar harus dilakukan dengan hati-hati. Sebab, Kanjeng Dimas memiliki banyak pengikut.
"Artinya bahwa dalam penindakan kepada si Kanjeng yang punya wilayah," tandas Agus. (Mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Saat Jessica Mau Mandi...
Redaktur : Tim Redaksi