Fakta Menunjukkan Pemerintah Terburu – buru Rekrutmen PPPK

Rabu, 27 Februari 2019 – 00:14 WIB
Ketum FHK2I Titi Purwaningsih saat bertemu Jokowi di rakornas APKASI. Foto: ist for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah persoalan mewarnai proses seleksi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) tahap pertama. Pelaksanaannya yang terkesan terburu-buru disinyalir sebagai penyebab utama.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Titi Purwaningsih. Titi menilai, pemerintah terkesan hanya mengejar target di tahun politik.

BACA JUGA: Honorer K2 Tenaga Teknis Merasa Ditinggalkan, Sakitnya tuh di Sini

"Saya lihat pemerintah gak siap. Ini kebijakan yang terkesan dipaksakan dan buru-buru harus mengejar target pemerintah," ujarnya kepada Jawa Pos.

Seperti diketahui, berbagai persoalan menghampiri seleksi PPPK sejak pertama kali digulirkan. Mulai dari sejumlah daerah yang enggan membuka slot kuota karena keterbatasan anggaran, sempat mundurnya masa pendaftaran akibat peraturan teknis yang molor, hingga yang terbaru adalah ditundanya tes kompetensi PPPK di lingkungan Kementerian Agama.

BACA JUGA: Korwil Honorer K2: Kok jadi Begini Indonesia Tercinta?

Rencananya, tes akan dilakukan bersamaan dengan seleksi PPPK tahap kedua pertengahan tahun.

BACA JUGA: Banyak Pentolan Honorer K2 Ikut Tes PPPK, Ngapain Dulu Tidur di depan Istana?

Honorer K2 saat aksi unjuk rasa. Foto: dok.JPNN.com

BACA JUGA: Honorer K2 Tenaga Teknis Merasa Ditinggalkan, Sakitnya tuh di Sini

Titi menjelaskan, kesan terburu-buru itu sangat terlihat dari prosesnya yang serba dadakan. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Pengadaan PPPK baru diterbitkan tanggal 12 Februari 2019. Kemudian langsung dibuka pendaftaran di tanggal 12 sampai tanggal 17 Februari.

Lalu, Permenpan yang mengatur nilai ambang batas seleksi PPPK diterbitkan pada 22 Februari 2019. “Tanggal 23 Februari sudah tes. Waktu betapa singkatnya. Kemenag juga punya alasan, ya mungkin karena ga siap sepenuhnya juga,” imbuhnya.

Titi menambahkan, pelaksanaan yang terburu-buru tidak cukup ideal. Bukan merepotkan bagi penyelenggara, namun juga bagi para honorer yang mengikuti seleksi. Untuk mempersiapkan tes misalnya, para guru honorer hanya punya waktu sepekan.

BACA JUGA: Banyak Pentolan Honorer K2 Ikut Tes PPPK, Ngapain Dulu Tidur di depan Istana?

“Dari tanggal 17 (pendaftaran) ke 23 (tes) berapa waktunya. Kita tiap hari mengajar, bagaimana untuk belajarnya? Pasti kurang, gak ada satu minggu,” kata guru asal Jawa Tengah tersebut.

Padahal, tidak sedikit peserta yang sudah berusia sepuh dan perlu adaptasi dengan pelaksanaan tes yang berbasis komputer. (far)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Listrik Mati Saat Tes PPPK dari Honorer K2, Peserta Senang


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler