jpnn.com, BANJARBARU - Pelaksanaan tes PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) Pemprov Kalsel yang digelar di SMKN 3 Banjarbaru Sabtu (23/2) jadi kacau gara-gara listrik mati. Tak adanya daya setrum membuat server menjadi terganggu. Akibatnya, tes harus terhenti hingga satu jam.
Listrik sendiri padam pada pukul 11.00 Wita, ketika tes berbasis Computer Assisted Test (CAT) tersebut sudah berjalan selama satu jam. Panitia sebenarnya sudah berupaya mengatasinya dengan cara menyalakan genset, namun ketika komputer bisa dinyalakan ternyata servernya down.
BACA JUGA: Honorer K2 Desak Passing Grade Kelulusan PPPK Diturunkan, Bisakah?
Kondisi itu membuat panitia pontang-panting mencari tahu apa yang membuat jaringan terganggu. Sementara itu, sebagian peserta memilih keluar ruangan. Ada pula yang tetap bertahan di dalam ruangan, sambil duduk-duduk di hadapan komputernya yang sedang mati.
Meski tes harus terhenti sementara, para peserta tampak tak mempermasalahkannya. Mereka malah senang, sebab ada waktu untuk beristirahat.
BACA JUGA: Honorer K2 Minta Passing Grade Tes PPPK Diturunkan
BACA JUGA: Honorer K2 Desak Passing Grade Kelulusan PPPK Diturunkan, Bisakah?
"Enggak apa-apa, dengan begini kita bisa istirahat. Setelah satu jam tadi mengerjakan soal," kata Hasan, salah seorang peserta seleksi PPPK formasi guru kelas dari Tanjung, Tabalong.
BACA JUGA: Belasan Ribu Peserta Tes PPPK dari Unsur Honorer K2 Menangis
Dia mengaku baru mengerjakan 45 soal, dari 100 pertanyaan yang disediakan. "Soalnya lumayan sulit. Tapi, mudah-mudahan bisa terjawab semua," ucap guru honorer di salah satu SMA di Tanjung ini.
Setelah terhenti selama satu jam, tes dapat dilanjutkan pada pukul 12.00 Wita. Ketika server mulai normal. Ketua Panitia Tes dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kalsel, Hendra Saputra mengaku bersyukur kendala dapat dilalui.
"Saat listrik mati, semua komputer dan server mati. Tapi, saat genset dinyalakan ternyata server tidak masuk. Untung, setelah itu normal lagi," ujarnya.
BACA JUGA: Nizar Zahro Sebut Gaji PPPK Belum Pernah Dibahas di DPR
Dia mengungkapkan, tes tersebut diikuti oleh 50 peserta. Dengan rincian, 18 orang guru kelas, satu kesehatan dan 31 lainnya penyuluh pertanian. "Jumlah peserta lebih sedikit dari formasi yang kami sediakan. Yaitu, 30 guru kelas, satu kesehatan dan 31 penyuluh pertanian," ungkapnya.
Pria yang akrab disapa Hendra ini mengaku tidak tahu kenapa seleksi P3K kurang peminatnya. Padahal, tingkatannya hampir sama dengan PNS. "Bedanya cuma tidak ada jaminan pensiun," paparnya.
Tes PPPK hanya dilaksanakan satu kali. Namun di dalamnya terdapat empat tes kompetensi sekaligus. Yaitu, kompetensi teknis, manajerial, sosial kultural dan wawancara. "Keempat tes kompetensi itu semuanya dikerjakan berbasis komputer," ujarnya.
Para peserta tes merupakan tenaga honorer kategori 2 (K2) yang pada 2013 lalu tidak lolos menjadi CPNS. Dengan batas usia minimal 20 tahun dan maksimal satu tahun sebelum batas usia pensiun untuk jabatan yang dilamar.
"Misalnya, untuk tenaga guru yang batas usia pensiunnya 60 tahun, bisa dilamar oleh warga negara Indonesia yang berusia 59 tahun," papar Hendra.
Terkait apa yang mengakibatkan listrik padam ketika tes PPPK berlangsung, belum ada pernyataan dari PLN Kalselteng. Supervisor Humas PLN Wilayah Kalselteng, Bayu Aswenda saat dihubungi via telepon dan WhatsApp pun tak memberikan tanggapan. (ris/by/ran)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tes PPPK Transparan, Banyak Honorer K2 Klaim Lulus
Redaktur & Reporter : Soetomo