jpnn.com, PASURUAN - Dugaan bom Bangil, Pasuruan, memiliki daya ledak rendah (low eksplosive) sudah terbukti. Indikasinya, beberapa piring di lantai yang tak jauh dari lokasi kejadian masih utuh.
”Ada piring dan makanan lainnya itu nggak tumpah. Biasanya kan kalau kena bom sampai melayang ke mana-mana,” kata Kapolda jatim Irjen Pol Machfud Arifi, Jumat (6/7).
BACA JUGA: Pelaku Bom Surabaya dan Pasuruan Saling Berkaitan
Polisi menyimpulkan, bahan bom tersebut mirip bom ikan. Atau yang lebih dikenal dengan sebutan bondet. Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera menguatkan argumentasi itu dengan hasil penelitian laboratorium forensik (labfor). ”Hasil labfor sudah keluar. Itu bom low explosive berjenis bom ikan,” jelasnya.
Sumber Jawa Pos menyebutkan, piring dan makanan yang dimaksud Machfud itu adalah menu makan siang keluarga terduga teroris itu. Di atas piring-piring itu, tersaji nasi, tahu, dan sambal.
BACA JUGA: Bom Bangil: Terungkap, Anwardi Pernah Bawa Bom di Sepeda
Letaknya tak jauh dari lokasi ledakan. Sekitar satu setengah meter. ”Nasi, sambel, semuanya utuh. Nggak ada yang terbalik,” ujarnya.
Namun, hidangan itu sudah tak bisa dimakan. Sebab ada serpihan debu dari plafon yang jebol dan juga pecahan kaca disekitarnya.
BACA JUGA: Anwardi Tega Tinggalkan Anaknya yang Terluka, Pengecut!
Sumber yang mewanti-wanti namanya agar tak disebutkan itu juga memperkirakan dengan detil detik-detik ledakan yang terjadi pada pukul 12.30 itu. Dugaan yang paling kuat mengarah pada anak terduga teroris yang tak sengaja bermain rangkaian bom itu.
Sejumlah paku dan gotri yang bercecer di lokasi kejadian menunjukkan adanya proses perakitan. Namun, belum sempurna. Pelaku menggunakan panci berukuran kecil sebagai wadah bom. Diameternya sekitar 20 cm. ”Rangkaiannya belum sempurna tapi sudah bisa meledak,” katanya.
Begitu sang anak tak sengaja menyentuhnya bom itu meledak. Kedua orangtuanya yang tak terluka diduga sedang jauh dari anak malang itu. ”Orang tuanya nggak luka to? Anak itu bermain di dalam tanpa pengawasan,” jelasnya.
Dari sejumlah temuan itu, muncul fakta penting. Yakni, kegiatan perakitan bom dilakukan secara terbuka. Masing-masing anggota keluarga saling mengetahui aktivitas terlarang itu. Bahkan, perakitannya dilakukan di samping hidangan makan siang.
Anak terduga teroris itu kini masih dirawat di ruang ICU RS Bhayangkara Polda Jatim. Machfud menyatakan, anak itu sering menangis. Dia merasa kesakitan luar biasa karena bagian dahinya mengalami luka bakar.
BACA JUGA: Detik-detik Kapolsek Dikejar, Dilempar Tas Berisi Bom
Kakinya dibungkus perban putih karena mengalami sejumlah luka tajam. ”Mukanya terbakar, kakinya robek. Jadi nangis terus,” jelasnya.
Sang ibu, Dina Rohana, akan menjenguk sang anak jika penyidik mengizinkan. Dia kini sedang diperiksa secara intensif di Mapolda Jatim. Statusnya masih terperiksa. Polisi tak mau terburu-buru. Sebab polisi masih punya waktu panjang. “Kan tujuh hari nanti pemeriksaannya, masih pendalaman,” pungkas Machfud. (mir/ang)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas! Bisa Jadi Teroris Pasuruan Mau Meneror Asian Games
Redaktur & Reporter : Soetomo