jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Polri harus bisa segera menangkap pelaku bom Pasuruan, Jawa Timur yang masih kabur. Sebab, Neta khawatir pelaku akan menebar aksi teror baru yang bisa mengganggu pelaksanaan Asian Games 2018 yang akan digelar di Jakarta dan Palembang.
Berdasar informasi yang diperoleh Neta, pelaku bom Pasuruan berhasil melarikan diri dengan membawa ransel hitam yang diduga berisi bahan peledak. Pelaku kabur dengan menggunakan sepeda motor.
BACA JUGA: Para Terduga Teroris Harus Ditanya Asal Bahan Membuat Bom
Belakangan pelaku diketahui meninggalkan kendaraannya di tempat penitipan sepeda motor di Stasiun Pasuruan. Pelaku membuat kamuflase seolah-olah dia kabur dengan menggunakan kereta api.
Padahal, saksi mata melihat pelaku kabur dengan angkot ke arah Sidoarjo atau Mojokerto. Pelaku mengenakan jaket biru muda dan bercelana panjang abu-abu serta mengenakan sendal jepit kulit. Pelaku juga menggunakan kupluk putih dan syal biru.
BACA JUGA: Bom Bangil: Anwardi Anak Buah Aman, Kemampuan Cekak
Dari tempat penitipan sepeda motor pelaku berjalan kaki menuju arah barat ke jalanan besar untuk mencari angkot. "Diduga pelaku menuju Sidoarjo atau Mojokerto," kata Neta, Jumat (6/7).
Dari data yang diperoleh IPW, pelaku memiliki dua kartu tanda penduduk (KTP). Pertama KTP keluaran Kabupaten Pandeglang, Banten atas nama Anwardi, kelahiran Jakarta 12 Juni 1966, dengan NIK 31009765443360003, beralamat Karang Tanjung Serang.
BACA JUGA: Detik-detik Kapolsek Dikejar, Dilempar Tas Berisi Bom
KTP kedua atas nama Abdullah yang lahir di Lambideng, Aceh, 16 Februari 1975. KTP di keluarga Kabupaten Pidie Aceh dengan NIK 1107181602750001 dan alamat Dayah Lampoh Awe, Simpang Tiga.
Foto di KTP sama sehingga patut diduga pelaku telah melakukan pemalsuan identitas. Padahal sesungguhnya pelaku bernama Abdulloh, kelahiran Meulaboh, Aceh.
Menurut Neta, pelaku merupakan anggota ISIS eks GAM. Di era Aceh sebagai Daerah Operasi Militer (DOM), memang cukup banyak anggota GAM yang dilatih di Libya.
"Setelah masa damai di Aceh, keberadaan eks GAM yang dilatih di Libya ini tidak terlacak," jelasnya.
IPW berharap polisi bertindak cepat menangkap pelaku. Sebab, jika melihat KTP dan keberadaannya, pelaku sepertinya memiliki jaringan yang cukup luas mulai Aceh, Banten hingga Jawa Timur.
"Jika pelaku bisa segera tertangkap diharapkan jaringan terorisnya bisa terbongkar dan dilumpuhkan, sehingga keamanan dan ketertiban masyarakat bisa terjaga, terutama saat pelaksanaan Asian Games," tuntasnya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sandi Minta Warga Terdampak Sistem Ganjil Genap Beri Solusi
Redaktur : Tim Redaksi