jpnn.com, JAKARTA - Sederetan kasus kecelakaan bus Transjakarta terjadi beberapa waktu belakangan ini. Terbaru, kecelakaan moda transportasi massal tersebut berturut-turut terjadi pada Selasa (9/10) dan Kamis (11/10). Hal itu tentu tidak bisa dibiarkan. Karena ini menyangkut nyawa penumpang Transjakarta.
”PT Transjakarta harus memperhatikan sistem rekrutmen pramudinya,” ujar Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono kepada INDOPOS, Jumat (12/10). Sebab, dia meyakini, serangkaian kecelakaan yang terjadi karena faktor human error.
BACA JUGA: Tabrakan Maut di Sibolangit, Tiga Orang Tewas
Maka itu, proses rekrutmen pramudi harus dilakukan secara selektif. “Ya itu fatal," tegasnya. Menurutnya juga, selain proses rekrutmen yang harus diperketat, pengawasan juga harus ada. Pramudi sebaiknya dievaluasi secara bertahap. Dengan penilaian yang jelas.
Data kecelakaan yang dihimpun Jakarta Open Data malahan lebih panjang. Mereka menyebut, terdapat 783 kecelakaan di dalam koridor busway pada 2016. Angka ini melonjak drastis dari jumlah kecelakaan kategori serupa pada 2015, sebanyak 418 kejadian. Tidak jauh berbeda dari 2014 yang sebanyak 770 kejadian.
BACA JUGA: Hantam Truk Bermuatan Besi, Pemotor Tewas dengan Mengenaskan
Pada 2016, kecelakaan paling sering terjadi di koridor Ragunan-Latuharhari. Yakni, sebanyak 120 kejadian. Sedangkan kecelakaan paling jarang terjadi di koridor Pulo Gebang-Kampung Melayu yang sebanyak 28 kejadian.
Akibat seringnya kecelakaan tersebut, ketika dikonfirmasi INDOPOS, Kepala Humas PT Transjakarta Wibowo mengatakan, penyebabnya karena pengemudi kurang hati-hati.
BACA JUGA: Suami Histeris Lihat Kepala Istrinya Remuk Tergilas Truk
Dia mengklaim PT Transjakarta telah menerapkan persyaratan yang ketat untuk pramdui mulai dari kesehatan, surat izin mengemudi, hingga kejiwaan, untuk para pengemudi busnya. ”Pembinaan dan pelatihan rutin dilakukan. Untuk pengecekan juga rutin dilakukan setiap hari sebelum bus beroperasi,” katanya.
Setiap kecelakaan yang kerap disebabkan oleh faktor human error, menjadi perhatian stakeholder dan pihak terkait. Pengamat Transportasi Darmaningtyas meminta, Pemprov DKI harus melakukan evaluasi terhadap kinerja direksi PT Transjakarta.
Pasalnya, kecelakaan yang kerap terjadi merugikan masyarakat. "Ya tidak ada korban, tapi kan itu merugikan waktu pengguna jasa bus Transjakarta,” ujarnya.
Dari serangkaian kecelakaan bus Transjakarta tersebut, menurut penganat yang akrab disapa Darma itu, Direktur PT Transjakarta harus diganti. Karena, setiap evaluasi dari kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh faktor kesalahan manusia.
"Ini jelas direktur PT Transjakarta tidak bisa mengelola dengan baik. Direktur yang sekarang harus dicopot,” tegasnya.
Hal yang sama diungkapkan Pengamat Transportasi Azas Tigor Nainggolan. Ia mengatakan, peristiwa kecelakaan yang sering menimpa bus Transjakarta jelas tamparan untuk PT Transjakarta.
Karena, menurutnya perusahaan moda transportasi massal tersebut tidak profesional mengelola managemen. "Ini bikin malu aja. Jelas pembinaan kepada pengemudi tidak jalan,” ujarnya.
Azas meminta kepada Dinas Perhubungan (Dishub) DKI untuk melakukan evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut, pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bisa memutuskan kebijakan terkait tata kelola PT Transjakarta.
"Kalau di luar negeri, satu kecelakaan saja direkturnya dipecat. Ini jelas pengawasan pramudinya tidak beres, dan direksi harus bertanggungjawab,” cetusnya. (nas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemprov DKI Diminta Gratiskan TransJakarta untuk Pelajar
Redaktur & Reporter : Adil