Faktor Kesuburan Pengaruhi Resiko Kanker Pada Anak

Jumat, 13 September 2013 – 20:38 WIB

jpnn.com - Sebagian besar kanker yang diidap anak-anak dilaporkan berasal dari kelainan genetik, yang diperoleh sejak masih dalam kandungan. Studi baru menemukan, risiko kanker anak atau kanker dewasa lebih tinggi pada anak yang ibunya susah hamil.

Untuk studi ini, tim peneliti yang dipimpin oleh Marie Hargreave dari Danish Cancer Society Research Centre, Copenhagen mengamati data lebih dari 2,8 juta anak yang lahir di Denmark pada tahun 1964 hingga tahun 2006, di mana 125.844 (4,4 persen) di antaranya lahir dari wanita yang mengalami gangguan kesuburan.

BACA JUGA: Konsumsi Sereal dan Susu Kurangi Risiko Gigi Berlubang

Peneliti juga menggunakan data dari National Patient Registry and Danish IVF Registry, untuk memperoleh data kasus terbaru. Tak ketinggalan data dari Danish Cancer Registry untuk mencari bukti diagnosis kanker pada 2,83 juta orang yang mereka amati.

Hasilnya, peneliti mengidentifikasi ada 7.148 kasus kanker anak (didiagnosis pada usia rata-rata 8,6 tahun) dan 5.128 kasus kanker dewasa awal.

BACA JUGA: Camilan dan Minuman Soda Picu Kanker Usus

Padahal menurut keterangan peneliti, 10 hingga 15 persen pasangan di negara-negara barat diketahui mengidap gangguan kesuburan, dan 3,5 juta anak terlahir berkat prosedur IVF alias bayi tabung dan terapi kesuburan lainnya. Menurut data tahun 2009, Denmark sendiri tercatat sebagai negara dengan jumlah anak hasil terapi kesuburan tertinggi di Eropa, yaitu satu dari 10 anak.

Anak-anak itu pun berisiko terserang kanker ketika masih kanak-kanak sebesar 18 persen, sedangkan risiko mereka terkena kanker saat memasuki usia dewasa awal sebesar 22 persen.

BACA JUGA: Kekasih Terlalu Setia Bisa Sebabkan Berat Badan Naik

"Kami menemukan bahwa keturunan wanita dengan masalah kesuburan, berisiko terkena kanker lebih tinggi saat masih kanak-kanak dan dewasa, dibandingkan keturunan wanita yang kesuburannya tidak terganggu," kata para peneliti, seperti dilansir laman Telegraph, Kamis (12/9).

Padahal studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Cancer ini juga menemukan, keturunan wanita dengan gangguan kesuburan berisiko tinggi terkena leukemia saat masih kanak-kanak sebesar 30 persen, dan risiko kanker kelenjar endokrin, ketika memasuki usia dewasa awal tercatat 2,7 lebih tinggi dibandingkan anak yang ibunya tidak mengidap masalah kesuburan.

Peneliti menduga kemandulan atau terapi kesuburan dapat berkaitan dengan kanker melalui mekanisme epigenetik. Artinya keduanya dapat mengubah fungsi-fungsi gen tertentu dengan cara yang merugikan.

Selain itu, anak-anak yang dihasilkan lewat prosedur bayi tabung, juga diketahui berisiko tinggi mengalami gangguan gen seperti sindrom Beckwith-Wiedemann, yang dapat menyebabkan perut berlubang dan kesulitan belajar. Namun peneliti tak dapat mengatakan apakah peningkatan risiko kanker berkaitan dengan konsumsi obat kesuburan atau hanya karena kemandulan itu sendiri.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kafein Semprot Pengganti Segelas Kopi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler