Faktor Penghambat Pembangunan Papua: dari Korupsi Sampai Berita Hoaks

Minggu, 18 Oktober 2020 – 21:00 WIB
Izak Hikoyabi. Foto: Screenshot Zoom

jpnn.com, JAKARTA - Pembangunan di Provinsi Papua terus dilakukan, terlebih lagi dengan adanya dana otonomi khusus Papua.

Meski dana Otsus Papua berdampak positif, namun masih adanya permasalahan yang menjadi penghambat dalam pembangunan.

BACA JUGA: Evaluasi Otsus Papua, Perlu Keterbukaan Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota

"Banyak kendala di Papua sejak era Soekarno hingga Jokowi, meski masing-masing pemimpin memiliki kelebihan. Penerapan dana Otsus Papua dalam upaya pemerataan pembangunan memiliki dampak positif. Hanya saja sejumlah masalah seperti separatisme yang masih menjadi penghambat SDM, ekonomi, pendidikan. Faktor keamanan menjadi penting dalam upaya menunjang efektifitas masyarakat," ujar Izak Hikoyabi dari perspektif pemuda Papua, saat menjadi narasumber webinar Let’s Talk About Papua dengan tema ”In The Eyes of Young Papuan”.

Menurutnya, faktor transparansi dalam anggaran menjadi hal utama. Pasalnya, anggaran Otsus Papua adalah milik rakyat yang harus dipertanggungjawabkan.

BACA JUGA: Innalillahi, Ini Daftar Korban Tewas dalam Kecelakaan Maut di Puncak Bogor

Guna mencegah terjadinya korupsi perlunya sistem tata kelola terpadu dalam mengelola anggaran.

Ia menilai, pemberantasan korupsi belum maksimal dan aparat belum tindaklanjuti.

"Kita percaya dengan Pemerintah Pusat. Perlu dicatat, korupsi menghambat pembangunan apalagi ini adalah uang rakyat," paparnya.

Dirinya menambahkan, pemberitaan negatif di media sosial atau lainnya juga turut mempengaruhi pembangunan. Pasalnya, dalam waktu yang tidak lama berita tersebut sudah menyebar bahkan ke Luar Negeri.

"Generasi muda Papua mari sebarkan berita positif tentang Papua yang kita cintai ini. Mari saudaraku di luar negeri dan semuanya untuk selalu menyebarkan kebaikan tentang Papua," jelasnya.

Hal senada diutarakan Steve Mara. Menurutnya sebagian besar pemuda Papua dan masyarakat Indonesia menggunakan internet. Media sosial sebagai sarana komunikasi dan aktivitas kegiatan sehari-hari dengan internet.

"Berita hoaks dan salah yang beredar bisa mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat. Seperti demo tentang UU Cipta Kerja banyak yang termakan hoaks dan mereka tidak menyadari serta tidak paham. Untuk itu mari kita sebarkan berita positif, terlebih lagi tentang Papua untuk pembangunan yang lebih baik dan Indonesia yang kita cintai," paparnya. (rhs/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler