FAO Ungkap Kenaikan Harga Pangan Bikin 46 Juta Orang Kelaparan

Jumat, 14 Oktober 2022 – 16:53 WIB
Badan Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization, FAO) mengungkapkan angka kelaparan di dunia terus meningkat sejak 2019. Ilustrasi: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization, FAO) mengungkapkan angka kelaparan di dunia terus meningkat sejak 2019.

Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal mengatakan angka kelaparan menyentuh angka 46 juta orang sejak 2020 atau melonjak 150 juta orang sejak 2019 dikarenakan kenaikan harga pangan.

BACA JUGA: Direktur Jenderal FAO Sebut Indonesia Bisa Atasi Krisis Pangan Global

“Kenaikan harga pangan mempengaruhi kita semua, tetapi dampaknya paling dirasakan oleh mereka yang rentan dan oleh negara-negara yang sudah mengalami krisis pangan," kata Aryal dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (14/10).

FAO membeberkan saat ini 3,1 miliar orang di seluruh dunia masih tidak mampu membeli makanan yang sehat. Kelaparan terus meningkat dan berdampak pada 828 juta orang pada 2021.

BACA JUGA: FAO Apresiasi Kinerja Sektor Pertanian Indonesia

Hanya dalam dua tahun, jumlah orang yang rawan pangan telah meningkat dari 135 juta (2019) menjadi 193 juta (2021), dan diprediksi akan lebih buruk pada 2022.

FAO menyebut sekitar 970 ribu orang diperkirakan akan hidup dalam kondisi kelaparan di lima negara yaitu Afghanistan, Ethiopia, Somalia, Sudan Selatan, dan Yaman.

BACA JUGA: FAO Optimistis Kinerja Mentan SYL Mampu Hadapi Krisis Pangan

Jumlah ini sepuluh kali lebih banyak dari enam tahun lalu ketika hanya dua negara yang masyarakatnya menghadapi kondisi serupa.

"Hal itu dikarenakan dunia menghadapi tantangan ketahanan pangan yang besar akibat dari konflik, krisis ekonomi, darurat iklim, degradasi lingkungan, dan dampak lanjutan dari COVID-19," ungkapnya.

Beberapa hal yang menyebabkan kerawanan pangan dikarenakan harga pangan telah melonjak ke rekor tertinggi, pupuk menjadi terlalu mahal bagi banyak petani, dan jumlah orang yang menghadapi kerawanan pangan terus meningkat.

Dalam peringatan Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada 16 Oktober, FAO menyerukan pada semua orang mengambil tindakan dan menumbuhkan solidaritas global untuk melakukan transformasi pada sistem pertanian-pangan, mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, mengatasi ketidaksetaraan, meningkatkan ketangguhan dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Tema Hari Pangan Sedunia tahun ini yaitu "Jangan tinggalkan satu orang pun: Produksi yang Lebih Baik, Nutrisi yang Lebih Baik, Lingkungan yang Lebih Baik, dan Kehidupan yang Lebih Baik”.

Aryal menekankan pentingnya petani kecil dan nelayan untuk transformasi sistem pertanian pangan global.

“Petani kecil dan nelayan harus menjadi pusat transformasi sistem pertanian pangan global. Kita membutuhkan pekerjaan dan layanan pedesaan yang layak, serta mengakhiri pekerja anak dan mendorong kesetaraan gender untuk mendukung masyarakat pedesaan, yang merupakan penjaga sebagian besar keanekaragaman hayati bumi," kata Aryal.

Dia mendorong perubahan sistem pertanian-pangan menjadi lebih efisien, lebih inklusif, lebih tangguh, dan lebih berkelanjutan untuk produksi yang lebih baik, nutrisi yang lebih baik, lingkungan yang lebih baik, dan kehidupan yang lebih baik untuk semua.

Pertanian adalah salah satu intervensi kemanusiaan yang paling hemat biaya," kata Aryal.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
FAO   Harga Pangan   pangan   Kelaparan   Ekonomi   Covid-19   pertanian  

Terpopuler