Fasilitas Blok Cepu USD 746,3 Juta

Sabtu, 06 Agustus 2011 – 07:39 WIB

JAKARTA - Kontrak pembangunan (engineering, procurement, and construction/EPC) untuk fasilitas produksi minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu senilai USD 746,3 juta resmi ditekenPembangunan fasilitas pengolahan tersebut merupakan kontrak pertama dan terbesar dari keseluruhan 5 kontrak EPC Banyu Urip

BACA JUGA: IDB Tunda Jual Saham Muamalat

"Total investasi diperkirakan mencapai USD 1,3 miliar," kata Kepala Badan Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) R Priyono di Jakarta, Jumat (5/8)


Priyono mengatakan, pihaknya menargetkan sisa kontrak lainnya dapat ditandatangani akhir Agustus 2011

BACA JUGA: Emiten Go Public Berlanjut

Dengan target penyelesaian 36 bulan untuk semua kontrak EPC, produksi penuh sebesar 165 ribu barel minyak bumi per hari dapat tercapai sesuai jadwal.

Menurutnya, masih ada kendala pembebasan tanah yang akan digunakan untuk mendukung proyek
Oleh karena itu, ia meminta semua pihak terkait untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada

BACA JUGA: Bakrieland Investasi Rp 1,2 Triliun

Pasalanya, realisasi peningkatan produksi minyak yang cukup besar seperti di proyek Banyu Urip kemungkinan besar belum tentu akan terulang dalam lima tahun ke depan

Hal ini mengingat selama 10 tahun terakhir belum ditemukan cadangan minyak dalam skala besar seperti yang ditemukan di Banyu UripKegiatan eksplorasi yang berhasil menemukan cadangan besar, umumnya penemuan cadangan gasMisalnya, proyek Masela di Laut Arafura dengan operator Inpex, kemudian Genting Oil di Blok Kasuri, Papua Barat, dan Blok Natuna Timur, di Kepulauan Riau

"Proyek Banyu Urip akan mendongkrak produksi minyak nasional," katanya.

Pembangunan fasilitas proyek Banyu Urip mencakup 49 sumur pada 3 anjungan sumur, fasilitas produksi pusat, dan pipa sepanjang 95 kilometer untuk mengalirkan minyak ke fasilitas penyimpanan dan alir-muat terapung (floating storage and offloading/FSO) bermuatan maksimal 1,7 juta barel

Proyek ini direncanakan dapat menghasilkan kurang lebih 450 juta barel minyak selama masa kontrakPriyono menegaskan, transaksi pembayaran pengadaan barang dan jasa, baik untuk rekening pembayar maupun rekening penerima dilakukan melalui bank yang dimiliki BUMN

Selain itu, BP Migas meminta konsorsium Tripatra dan Samsung untuk memprioritaskan bank umum nasional apabila memerlukan sumber pendanaan pihak ketiga"Mobil Cepu juga harus mengawasi komitmen tingkat komponen dalam negeri yang disepakati," papar Priyono.

Presiden Mobil Cepu Ltd, Terry SMcPhail mengatakan, proses pengeboran, konstruksi, dan instalasi dari fasilitas ini dapat dicapai dengan dukungan dari pemasok dalam negeri, termasuk perusahaan lokalDalam kurun waktu kurang lebih 3 tahun pengembangan proyek ini, ribuan tenaga kerja di Indonesia akan dipekerjakan oleh Mobil Cepu beserta kontraktornya

Proyek ini juga akan menyediakan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para pekerjanya, yang dapat digunakan untuk pengembangan proyek serupa di masa depan, baik pada industri minyak dan gas maupun industri lainnya"Beberapa pelatihan masih berjalan bagi teknisi lokal yang akan berperan dalam operasional produksi nantinya," katanya.

Proyek Banyu Urip mulai mengoperasikan fasilitas produksi awal pada Agustus 2009Fasilitas ini telah mampu memproduksi 20 ribu barel minyak per hariMobil Cepu merupakan operator dari Blok Cepu

Mobil Cepu dan Ampolex (Cepu) PTE Ltdkeduanya merupakan anak perusahaan dari Exxon Mobil Corporation, memegang 45 persen saham partisipasi dalam blok itu bersama Pertamina EP Cepu yang memegang 45 persen saham dan badan kerja sama Blok Cepu (BKS) dengan 10 persen saham(lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Efek Buruk Ekonomi AS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler