jpnn.com, JAKARTA - Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) sebagai bagian dari Institut Pertanian Bogor (IPB University) merayakan Dies Natalis Fateta ke-60.
Untuk itu, civitas akademika dan seluruh alumni Fateta menyampaikan Deklarasi Fateta IPB sebagai bentuk komitmen berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui inovasi teknologi pertanian yang berkelanjutan.
BACA JUGA: Melongok Keindahan Alam & Inovasi Pertanian Desa Bansari, Pemenang Desa BRILian 2023
Dalam keterangan tertulis pada Minggu (6/10/2024), Himpunan Alumni Fateta (HAF) IPB menyebutkan Deklarasi Fateta dibacakan Dekan Fateta IPB Prof Dr Ir Slamet Budijanto dan Ketua Umum HAF IPB Luhur Budijarso yang diikuti oleh ratusan alumni dan civitas akademika.
BACA JUGA: Ganjar Kagum dengan Inovasi Pertanian Jimmy Hantu di Bogor
Foto bersama ratusan alumni dan civitas akademika Fateta IPB dalam acara Dies Natalis Fateta ke-60 di Jakarta, Sabtu (5/10/2024). Foto: Dok. Fafeta IPB
“Fateta IPB berkomitmen terus mengembangkan inovasi teknologi yang relevan dan berkelanjutan. Kami siap bekerja sama dengan pemerintah dan industri untuk memastikan Indonesia mampu menghadapi tantangan masa depan dengan ketangguhan dan kesiapan yang tinggi,” demikian bagian akhir dari deklarasi tersebut.
BACA JUGA: HIPMI Kepulauan Seribu & HIPMI Jaya Dukung Inovasi Pertanian lewat Youth Farmpreneur
Pembacaan deklarasi merupakan rangkaian dari perayaan Dies Natalis Fateta ke-60 dengan tema "Embracing the Gold, Walking to The Bold" yang digelar di Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta, Sabtu (5/10/2024).
Selain pembacaan deklarasi, kegiatan dies diisi dengan penghargaan alumni melalui Fateta Award 2024, silaturahmi, talk show, pameran dan seni/hiburan.
Slamet Budijanto dan Luhur Budijarso membacakan tiga tantangan besar Indonesia saat ini yakni ketahanan pangan (aspek produktivitas dan kualitas), hilirisasi produk pertanian, serta pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mencapai ketahanan pangan. Perubahan iklim mengganggu pola tanam, menurunkan produktivitas, dan meningkatkan risiko food loss. Hilirisasi produk pertanian menghadapi hambatan besar, termasuk infrastruktur yang belum memadai, distribusi yang panjang dan tidak efisien serta kurangnya adopsi teknologi canggih. Kondisi ini menyebabkan disparitas harga antara produsen dan konsumen, serta rendahnya daya saing di pasar global,” ujar Slamet dan Luhur yang diikuti ratusan peserta dies.
Untuk itu, Deklarasi Fateta IPB menyampaikan sejumlah tuntutan dalam kolaborasi masif dan keterlibatan aktif institusi pendidikan dalam pembangunan berkelanjutan, penerapan teknologi dan inovasi. Tuntutan lain adalah penguatan pengembangan infrastruktur dan hilirisasi pertanian.
Kemudian mengutuk segala bentuk kebijakan yang mengatasnamakan pembangunan dan pemerataan namun mengorbankan sektor lingkungan.
Gugi Yogaswara selaku Ketua Pelaksana Dies Natalis Fateta ke-60 juga menjelaskan Fateta Award 2024 sebagai apresiasi kepada alumni yang telah memberikan kontribusi luar biasa di berbagai bidang.
Ada beberapa kategori, di antaranya Outstanding Alumni in Government, Research Excellence, Lifetime Achievement, Professional Excellence, Special Contribution, dan Inspiring Leader versi mahasiswa Fateta IPB.
Untuk kategori Outstanding Alumni in Government, Fateta Award 2024 diberikan kepada Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, MSc yang juga Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Selain Siti Nurbaya, dalam kategori yang sama juga diberikan kepada Ir. Ogi Prastomiyono, MBA selaku Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Untuk kategori Professional Excellence, Fateta Award diberikan kepada Adhi S. Lukman yang juga Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) dan Suparno Djasmin selaku Direktur Utama PT Astra International Tbk.
Keduanya berkontribusi signifikan dalam industri dengan inovasi dan keunggulan profesional yang telah diakui secara luas.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari