jpnn.com, JAKARTA - BCP HIPMI Kepulauan Seribu bersama BPD HIPMI Jaya sukses menyelenggarakan acara HIPMI Jaya Youth Farmerpreneur.
Ketua Panitia Youth Farmerpreneur 2023 Dinda Utami menjelaskan Youth Farmerpreneur adalah sebuah forum diskusi dan business matching yang fokus dalam membahas potensi sektor pertanian di Indonesia dan pentingnya inovasi pada pengusaha muda.
BACA JUGA: Gelar Diklatda, HIPMI Jaya Siap Mendukung Pencapaian Visi Indonesia Emas 2045
Kegiatan ini dihadiri oleh 252 peserta yang tidak hanya terdiri dari anggota HIPMI, tetapi juga komunitas petani muda, dan masyarakat umum.
Bertemakan “Transformasi Ketahanan Pangan: Petani Muda & Inovasi” ini bertujuan untuk mengatasi keprihatinan terkait menurunnya minat generasi milenial dan Gen Z dalam regenerasi industri ketahanan pangan Indonesia.
BACA JUGA: Badan Otonom F&B HIPMI Jaya Mendorong Pertumbuhan Bisnis Kuliner
“Kami juga dengan sengaja menyelenggarakan acara ini pada Hari Menanam Pohon Nasional, 28 November 2023. Kami berharap agar Youth Farmerpreneur dapat menjadi akselerator bagi pertumbuhan pangan Indonesia dengan penambahan acara dan forum lebih banyak," lanjut Dinda.
Dinda mengatakan bahwa pihkanya berencana untuk memperluas skala kegiatan itu pada kegiatan setelahnya.
"Sekaligus mengadakan kompetisi dan forum bisnis lebih banyak, baik online maupun offline, di tahun depan," katanya.
Ketua Umum BPC HIPMI Kepulauan Seribu Rangga Derana Niode menambahkan acara ini adalah inisiatif dari pihaknya untuk memupuk semangat kolaborasi dan meningkatkan pengetahuan di kalangan teman-teman HIPMI.
"Khususnya yang bergerak di bidang pertanian atau yang memiliki minat untuk membuka usaha di bidang ini," ujar Rangga.
Ketua Umum BPD HIPMI Jaya Sona Maesana juga mendukung penuh inisiatif ini.
“Kami memiliki harapan besar bahwa melalui acara ini akan bermunculan bibit-bibit petani muda yang lahir dari HIPMI Jaya sehingga dapat menjadi katalis regenerasi petani di Indonesia," ujar Sona.
Pada kesempatan ini, HIPMI sebagai wadah pengusaha muda, didorong untuk berusaha mengambil posisi penting dalam setiap kebijakan pangan, terutama saat menghadapi impor bahan pangan esensial seperti beras, bawang putih, dan daging sapi. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul