Jumlah berita Fauzi-Nara di putaran kedua 1 Agustus-13 September 2012 mencapai 557 berita, atau lebih banyak dibandinggakan periode pertama 1-31 Juli 2012, yakni 471 berita. Sedangkan pemberitaan tunggal terhadap Jokowi-Ahok di periode kedua berjumlah 477 berita.
Konsultan Riset AJI, Ignatius Hariyanto, mengatakan riset yang dilakukannya merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan analisis isi sederhana dengan sampel 16 media. Meliputi, empat media online yakni Detik.com, Kompas.com, Vivanews dan Okezone.
Kemudian empat media cetak nasional yakni Kompas, Koran Tempo, Republika dan Suara Pembaruan, serta empat media cetak lokal yakni Pos Kota, Warta Kota, Indopos dan Koran Jakarta. Lalu, empat televisi yakni RCTI, Metro TV, TV One dan Jak TV. “Mereka (Fauzi-Nara) mendominasi pemberitaan media di putaran kedua Pilkada DKI,” kata Ignatius, saat diskusi tentang Pilkada DKI di Gedung Jakarta Media Center (JMC) Jl. Kebon Sirih, Jakarta Pusat, kemarin (16/9).
Ignatius mengatakan, menjelang putaran kedua Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli lebih unggul dalam perolehan berita foto, berita bernada positif sekaligus bernada negatif. “Hanya saja, jika seluruh periode penelitian digabungkan (1 Juni 2012-13 September 2012), Joko Widodo masih unggul tipis dalam perolehan berita foto dan peliputan kandidat secara tunggal,” ujarnya.
Koordinator Kompartemen Surat Kabar Indopos, Ariyanto, yang menjadi salah satu pembicara dalam diskusi itu mengakui, pemberitaan mengenai Fauzi Bowo di Indopos memang meningkat selama Pilkada DKI Jakarta. Hal itu tidak lain karena sosok Fauzi yang cukup menarik untuk diberitakan.
Sebagai seorang calon gubernur incumbent, setiap gerak-gerik dan kebijakkan Fauzi Bowo memiliki nilai berita. “Atas dasar itulah Indopos memberikan porsi pemberitaan yang lebih kepada Fauzi Bowo,” ungkapnya.
Ariyanto menampik, Indopos memberikan porsi pemberitaan lebih karena adanya keberpihakan. Menurutnya, Indopos independen dalam mengelola redaksi. Karena secara perusahaan Indopos adalah perusahaan umum, tidak dimiliki oleh salah satu calon. “Ada 10 rukun iman di Indopos dalam menilai sebuah berita. Salah satunya soal menarik tidaknya berita. Semakin banyak rukun iman yang masuk, itu yang akan dipilih untuk diangkat,” tuturnya.
Anggota Dewan Pers, Bekti Nugroho menegaskan sepanjang berita yang dimuat media sesuai peristiwa, dan fakta tidak menjadi masalah. Kalau faktanya berita negatif, dan peristiwa negatif lalu diberitakan positif itu justru yang bermasalah. “Yang jelas, jangan sampai sebuah berita itu mengesampingkan etika jurnalistik,” ucapnya. (wok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Spanduk Marak, Suara Foke Tak Akan Terdongkrak
Redaktur : Tim Redaksi