BOGOR - Tim SAR Gabungan Evakuasi Sukhoi Super Jet 100 masih punya tugas tambahan. FDR (flight data recorder) Sukhoi yang menjadi bagian dari Kotak hitam (black box) belum ditemukan.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Daryatmo mengatakan, selain melanjutkan proses evakuasi korban, pihaknya juga akan fokus terhadap pencarian FDR. "Satu lagi yang belum ditemukan yakni Flight Data Recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan," kata Daryatmo pada penyerahan kotak hitam dari Tim SAR Gabungan ke Basarnas di di Posko Pasir Pogor, Cijeruk, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/5).
Dalam penyerahan kotak hitam ini, turut pula Danrem 061 Suryakencana, Kolonel Inf AM Putranto, Ketua KNKT Tatang Kurniadi, dan Ketua Tim SAR Rusia, Mikhael Cupalenkov. Kotak hitam yang berisi Cockpit Voice Recorder (CVR) diserahkan ke KNKT untuk diteliti.
Daryatmo mengatakan dalam kotak hitam pesawat terdiri dair CVR dan FDR. CVR mencakup data percakapan kokpit. Sedangkan FDR berfungsi untuk mencatat ketinggian, kecepatan, tekanan udara, dan kondisi cuaca selama penerbangan. "Posisi FDR itu berdampingan dengan CVR. Namun karena adanya tekanan kuat saat kecelakaan, membuat keduanya terpisah," jelasnya.
Terpisah, Ketua Divisi Tanggap Darurat DPP Partai Demokrat, Umar Arsal mengatakan kerja yang dilakukan Tim Gabungan Evakuasi Korban Sukhoi patut diapresiasi. Menurutnya, tim yang diterjunkan bekerja dengan cepat dan sudah hampir menyelesaikan tugasnya. "Cepat yah. Kalau saya pantau perkiraan 70 dan 80 persen sudah selesai," kata Umar saat melakukan peninjauan langsung di Gunung Salak.
Anggota Komisi V DPR ini menyatakan untuk membantu mengevakuasi korban, kader Demokrat juga diterjunkan. "Kader demokrat yang sudah di didik kita kirimkan untuk membantu evakuasi korban. Ada satu team sebanyak 5 orang yang kita terjunkan selama satu minggu untuk membantu disana yang kita berangkatkan dari Halim saat hari kedua," ucapnya. (run/awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 17 Gereja di Singkil Terancam Ditutup
Redaktur : Tim Redaksi