Fenomena Awan Jatuh Buat Warga Heboh

Senin, 05 November 2012 – 11:07 WIB
Muaradua, Palembang Pos,-Fenomena aneh terjadi di OKU Selatan Jum’at (2/11) lalu. Segumpal besar awan putih yang menakjubkan jatuh dan mendarat di semak pinggir Jalan Simpang Desa Serakat Jaya Kecamatan Buay Pemaca OKU Selatan. Tak pelak kehadiran awan yang berbentuk gumpalan seperti busa berwarna putih setinggi 1,5 meter dan sepanjang sekitar 3 meter itu membuat heboh warga dari berbagi desa.

Gumpalan awan yang menakjubkan itu bertahan cukup lama, yakni hingga 6 jam. Tepatnya sejak ditemukan dini hari sekitar pukul 02.00 WIB hingga matahari pagi mulai naik sekitar pukul 07.30 WIB. Gumpalan awan yang semula ’nangkring’ di atas rerumputan itu pun akhirnya menghilang tanpa bekas.

Nani (55) warga yang yang rumahnya paling dekat dengan jatuhnya gumpalan awan putih berbentuk busa itu menuturkan pertama melihat jum’at dini hari skitar pukul 02.00WIB, saat ia keluar rumah. Pertama ia melihat gumpalan busa warna putih setinggi 1,5 meter. Mulanya ia mengira pelastik sehingga tidak memedulikannya.

”Pertamo jingok itu pukul duo malem. Mulonyo aku kiro plastik,” tutur Nani.

Namun kemudian timbul tasa heran. Masak ada olastik sebesar itu, pikir Nani. Karena merasa aneh, Nani pun menghampiri gumpalan itu dan menyinarinya dengan lampu senter. Namun saat lampu senter mengenai gumpalan putih nani merasa takjur.

”Ketika gumpalan itu terkena sinar senter memantulkan cahaya dengan warna beragam mirip warna pelangi. Selama hidup baru kali inilah aku jingok gumpalan busa cak ini,” kata lelaki setengah baya yang dilahirkan di rumahnya itu.

Melihat keanehan itu, Nani mengaku sempat takut jika busa itu mengandung racun atau gas yang keluar dari tanah. Iapun memanggil tetangganya Saparudin (52). Lelaki ini malam itu juga menghampiri gumpalan yang diyakini awan jatuh itu.

”Aku juga merasa aneh, dari mana asal dan timbulnya busa putih setinggi hampir sama dengan tinggi badan aku itu,” timpal Saparudin yang mengaku tak bisa tidur memikirkan gumpalan busa berwarna putih itu asalnya dari mana.

Setelah melihat tengah malam itu, kedua warga ini pun kembali tidur. Setelah subuh Saparudin kembali melihat dan menghampiri benda putih yang terletak di pinggir jalan itu. “Sekitar Jam limo aku keluar, gumpalan busa itu masih ada utuh,” katanya.

Berita awan jatuh pun menyebar seiring mulai aktivitas warga pagi itu. Dan banyak warga penasaran dan mampir untuk menyaksikan keanehan tersebut. Tak sedikit yang mengabadikan awan tersebut dengan handphone. Bahkan tak sedikit yang berusaha menyentuh gumpalan seperti busa berwarna putih tersebut.

”Ramai warga yang jingok pokoknyo setiap yang lewat mampir nyingok gumpalan busa pagi itu sampai banyak yang menyempatkan untuk memegangnyo,” kata Saparudin yang mengaku juga sempat menyentuh.

”Ketika disentuh terasa lembut dan tidak menyebabkan tangan basah seperti busa buatan yang berasal dari sabun atau pembersih lainnya. Namun rasanya dingin, dan tidak pula lengket serta tidak pula bertambah memebesar. Kondisinya tetap seperti ketika pertama ditemukan,” kata Saparudin semangat.

Uniknya, sejumlah warga yang habis menyetuh dan mencium bekas sentuhan di tangnnya menceritakan ’bau’ yang beragam. Ada yang mengaku baunya amis, dan ada yang mengaku baunya angit. Namun juga ada yang mengaku tidak ada bau apa-apa.

”Aku juga sempat menyentuhnyo. Tidak ada bau dan bekas apa-apa di tangan,” tutur Saparudin.

Namun seiring dengan terbitnya matahari, menurut Saparudin, awan tersebut berangsur hilang. Dari semula tampak putih padat dan tebal, warnanya berangsur makin tak jelas dan akhirnya hilang sama sekali sekitar pukul pukul 07.30 pagi.

Merasa penasaran, Saparudin dan warga lainnya meneliti lokasi tempat awan tersebut jatuh. Mereka ingin memastikan apakah ada sumber atau lubang dari tanah yang menyebabkan keluarnya busa berwarna putih itu.

Namun setelah dilihat secara teliti, di tempat tersebut tidak ada bekas lubang termasuk juga tidak ada air melainkan hanya semak kecil yang tumbuh. ”Sempat kito bongkar dan kito siram dengan air untuk memastikan gumpalan busa itu timbul lagi atau tidak kito tunggu selama 10 menit, ternyato setelah disiram idak ado nimbul busa itu. Wong banyak nyebutnyo itu awan nyampak,” ujar Saparudin.

Sementara itu, Kades Serakat Jaya Joni Jumaidi membenarkan adanya fenomena aneh itu. Bahkan gumpalan itu sempat menjadi perbincangan yang cukup heboh di desanya dan beberapa desa tetangga yang warganya sempat melihat. ”Aku idak jingok langsung gumpalan itu, tetapi banyak warga kito yang menceritakan peristiwa aneh itu,” jelas Pak Kades. (cr07)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur NTB Minta Bantuan Ulama

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler