Fenomena Klasik yang Pasti Menyakitkan Hati Parpol

Kamis, 31 Maret 2016 – 04:01 WIB
Yunarto Wijaya. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Lebih dari 50 persen responden survei terbaru Charta Politika mendukung Basuki T Purnama (Ahok) maju melalui jalur perseorangan pada Pilkada DKI 2017 mendatang. Padahal, sebagian dari para pendukung itu adalah simpatisan dan bahkan kader partai politik.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menjelaskan kenapa banyak simpatisan partai politik yang mau mendukung calon independen. Menurutnya, fenomena ini tak lepas dari pola hubungan antara konstituen dengan partai di Indonesai.

BACA JUGA: Hadapi MEA, Kemenpar Gelar Rakornas SMK Seluruh Indonesia

"Pertanyaan klasik yang jawabannya pasti menyakitkan hati partai. Ini terkait party ID, rasa keterikatan pemilih dengan partai. Di Indonesia party ID itu sangat rendah," kata Yunarto di markas Charta Politika, Jakarta, Rabu (30/3).

Yunarto mengatakan, di Amerika Serikat tingkat party ID mencapai 60 persen. Artinya, 60 persen konstituen memiliki rasa keterikatan atau mengasosiasikan diri dengan partai yang mereka pilih. Karena itu, mereka cenderung selalu memilih calon yang diusung oleh partainya, baik itu di tingkat daerah maupun nasional.

BACA JUGA: 1.100 Personel Gabungan Terlibat Operasi Ini

"Di Australia bahkan (party ID) sampai 80 persen," jelas dia.

Sementara untuk Indonesia, lanjut pria yang akrab disapa Totok ini, tingkat party ID tersebut hanya 20 persen. Dengan kata lain, sangat sedikit pemilih yang memiliki keterikatan atau kepatuhan kepada partai tertentu. Pilihan mereka bisa dengan mudah berubah-ubah dari satu pemilu ke pemilu lainnya.

BACA JUGA: Fahri Hamzah Soroti Pernyataan PM Israel

"Yang masih lumayan itu cuma PKS dan PDIP. Tapi masih jauh juga dari 50 persen. Mereka hanya berkisar di 30-40 persen," pungkas dia.

Berdasarkan survei Charta, tingkat keterpilihan Ahok di antara konstituen partai sangat besar. Hanya di kalangan konstituen PBB, PAN dan PKS saja elektabilitas sang incumben berada di bawah angka 40 persen. Bahkan survei itu menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen konstituen Gerindra dan PDIP memilih Ahok.

Pengumpulan data untuk survei ini dilakukan pada 15-20 Maret 2016 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 400 responden yang tersebar di lima wilayah kota administrasi dan Kabupaten Pulau Seribu.

Sementara metode survei yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Saat TNI AL Gelar Operasi, Bu Menteri Ikut Memukul Ini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler