Festival Air Renggut 378 Nyawa

Rabu, 24 November 2010 – 15:22 WIB
FESTIVAL - Salah seorang korban dalam insiden di Festival Air Kamboja saat coba diselamatkan. Foto: Reuters.
PHNOM PENH - Puncak perayaan Festival Air Kamboja, Bon Om Touk, berubah jadi malapetaka Senin lalu (22/11)Malam penutupan festival yang dihelat di Koh Pich (Pulau Berlian) mendadak ricuh

BACA JUGA: Dua Marinir Tewas, Lima Luka Serius

Tanpa sebab yang jelas, lebih dari seribu pengunjung berebut meninggalkan dataran di Sungai Tonle Sap itu
Akibatnya, 378 orang tewas.

"Ini merupakan tragedi terbesar yang terjadi di Kamboja sejak lengsernya rezim Khmer Merah sekitar 31 tahun lalu," kata Perdana Menteri (PM) Hun Sen dalam siaran televisi nasional seperti dilansir Associated Press kemarin (23/11)

BACA JUGA: Suu Kyi Bertemu Anaknya

Pemimpin 58 tahun itu langsung memerintahkan investigasi mendalam untuk mencari tahu pemicu kericuhan yang berakhir dengan kematian sekitar 378 orang tersebut.

Terkait insiden yang juga melukai sedikitnya 755 orang itu, pemerintah mendeklarasikan Kamis besok (25/11) sebagai hari berkabung nasional
Seluruh kantor pemerintah dan kementerian di setiap sudut negeri wajib mengibarkan bendera setengah tiang

BACA JUGA: NATO Anggap Kabul Kini Lebih Aman

Rencananya, pemerintahan Hun Sen juga akan memberikan santunan kepada seluruh korban.

Menurut jubir pemerintah Phay Siphan, masing-masing korban tewas akan mendapatkan santunan sebesar 5 juta riel atau sekitar Rp 11 jutaSedangkan, mereka yang terluka akan mendapatkan santunan sebesar 1 juta riel (sekitar Rp 2,2 juta) per kepala"Jumlah total korban mencapai lebih dari 1.000 orangSebanyak 378 korban tewas dan 755 lainnya terlukaTapi, jumlah ini masih akan bertambah," kata Siphan.

Kepala Polisi Kota Phnom Penh, Touch Naroth, melaporkan bahwa kericuhan terjadi sekitar pukul 22.00 waktu setempatHingga kemarin, penyebab pasti insiden yang memicu massa berdesakan di jembatan penghubung Koh Pich dan dataran ibu kota Kamboja itu masih belum diketahuiNaroth menduga, ukuran jembatan yang terlalu kecil memberikan kontribusi besar pada jumlah korban.

Apalagi, jumlah jembatan yang menjadi satu-satunya akses ke lokasi konser itu hanya satuMenurut Sonny, salah seorang pengusaha Singapura yang ditunjuk sebagai penyelenggara acara di Koh Pich, semula pihaknya menyediakan dua jembatan"Tapi, Senin itu, pemerintah setempat minta supaya jembatan yang satu ditutup," sesalnyaSaat itu, lanjut dia, pemerintah Phnm Penh tidak memberikan alasan yang jelas.

"Ini pelajaran berharga bagi kita semua," ungkap Naroth dalam wawancara dengan stasiun televisi lokalPihaknya berjanji melakukan investigasi sebaik mungkin agar insiden yang sama tidak terulang lagiMengingat, festival air yang menandai berakhirnya musim hujan di Kamboja itu diperingati tiap tahunApalagi, adu cepat kapal tradisional dan konser musik selalu menjadi suguhan utama festival tahunan itu.

Sejauh ini, ada tiga versi penyebab kericuhan Senin malam ituVersi pertama menyebutkan bahwa para pengunjung panik setelah sekitar sepuluh orang tiba-tiba pingsan di tengah kerumunanMereka yang berada di sekeliling sepuluh orang itu langsung menyingkir dan sebagian lagi berlarianPengunjung yang kebetulan berdiri di lokasi yang agak jauh pun ikut-ikutan panik dan berlari meninggalkan Koh Pich.

"Mendadak semua orang panikMereka berlarianTapi karena terlalu padatnya pengunjung, mereka saling menabrak dan berdesakan," ungkap Khieu Kanharith, seorang pengunjung yang selamat, seperti dilansir Agence France-PresseMenurut dia, sebagian besar korban yang tewas adalah perempuanPara pengunjung pria yang secara fisik lebih kuat, berhasil menyelamatkan diri.

Versi kedua menyebut unsur listrik sebagai pemicu kericuhanKonon, beberapa pengunjung tersengat listrik saat menonton konserSebagai dekorasi, panitia memang menghiasi panggung dan sekitarnya dengan lampu warna-warniDemikian juga jembatan penghubung Koh Pich dengan dataran Phnom PenhKarena sengatan listrik itu, para pengunjung berhamburan meninggalkan venue untuk menyelamatkan diri.

Versi ketiga menyatakan bahwa para pengunjung berebut meninggalkan Koh Pich karena mendengar isu makanan beracunKonon, ada pengunjung yang keracunan makanan tertentu dari stan makananTapi, Om Yentieng, penasihat khusus PM Kamboja, membantah isu sengatan listrik dan makanan beracun tersebut"Tidak ada sengatan listrik atau makan beracun sebelum kericuhan terjadi," ungkapnya.

Sanggahan Yentieng itu didukung pernyataan Calmette HospitalBerdasar pemeriksaan medis yang mereka lakukan terhadap korban, baik yang tewas maupun terluka, pihak rumah sakit menegaskan bahwa tidak ada unsur sengatan listrik atau racun"Hampir seluruh korban mengalami kesulitan bernapas karena terdesak dan terinjak-injakSebagian yang lain menderita luka dalam," terang seorang dokter.

Meski festival tahunan itu biasanya juga menarik banyak turis asing, sampai kemarin tidak ada laporan tentang korban yang berasal dari mancanegaraKendati demikian, pemerintah berjanji memulangkan seluruh korban yang berasal dari luar negeri ke negara mereka masing-masingKemarin, tidak kurang dari 13 truk militer membantu evakuasi korban tewas ke rumah sakit.

Tidak kurang dari 2 juta pengunjung memadati Koh Pich dan tepian Sungai Tonle Sap Senin laluJumlah itu merupakan yang paling banyak sejak festival diselenggarakan Sabtu lalu (20/11)Maklum, Senin itu merupakan hari terakhir festivalUsai final adu cepat kapal tradisional yang berakhir Senin petang, para pengunjung berbondong-bondong menyeberang ke Koh Pich untuk menonton konser(hep/dos/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kolera Terus Cabut Nyawa Warga Haiti


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler