Kolera Terus Cabut Nyawa Warga Haiti

Lebih dari 1.250 Orang Tewas

Selasa, 23 November 2010 – 15:27 WIB
EPIDEMI - Sejumlah bocah korban wabah kolera di Haiti. Foto: Whatisthetrend.net.
PORT-AU-PRINCE - Epidemi kolera di Haiti tak menunjukkan tanda-tanda meredaKorban tewas terus bertambah hingga mencapai 1.250 orang

BACA JUGA: Suu Kyi Boleh Dijenguk Anak

Muncul perdebatan terkait dengan kemungkinan ditundanya pemilu presiden – yang rencananya dilaksanakan pekan depan – hingga wabah tersebut terkendali.

Ketika berbagai organisasi relawan tak bisa leluasa memberikan bantuan karena meluasnya kekerasan di seantero Haiti, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa komunitas internasional terlambat turun tangan dalam menangani masalah tersebut sejak epidemi bermula Oktober
PBB menyerukan, saat ini yang lebih dibutuhkan adalah bantuan keuangan.

"Jumlah titik penyebaran infeksi semakin bertambah dan yang muncul sepanjang bulan lalu tidak hilang," terang Gerard Chevallier, dokter spesialis kolera asal Jerman yang membantu Kementerian Kesehatan Haiti

BACA JUGA: 28 Penambang Terjebak Banjir

"Awalnya ada 20 komunitas masyarakat yang terjangkit kolera
Kini jumlahnya 50–100 komunitas," tambahnya kepada Agence France Presse.

Di antara komunitas yang terinfeksi wabah kolera tersebut berkumpul di ibu kota Port Au Prince

BACA JUGA: Raja Saudi Berobat ke AS

Di kota itu, otoritas setempat telah mencatat 64 korban tewas, termasuk 20 balitaHingga saat ini, ibu kota Haiti tersebut masih seperti barak pengungsianRatusan ribu korban gempa Januari lalu masih hidup dalam kondisi yang menyedihkan.

Meski dilanda bencana kolera dan muncul seruan dari empat kandidat presiden untuk menunda pemilu 28 November, kampanye masih terus berjalanRakyat yang marah melempari, bahkan membakar sejumlah poster kampanye beberapa kandidat presidenPoster kampanye warna-warni memang masih menghiasi tembok-tembok bobrok di sejumlah desa di pinggiran kotaSementara itu, warga di Petionville, sebuah perkampungan di ibu kota, antre untuk mendapatkan kartu pemilih agar bisa mengikuti pemilu mencari pengganti Presiden Rene Preval.

Sementara, salah seorang kandidat ternama, pengusaha kaya Charles Henri Baker, kepada AFP menyatakan penolakannya atas wacana penundaan pemiluSebaliknya, dia juga mengkritik buruknya penanganan penyebaran wabah kolera tersebut oleh pemerintah"Kolera akan tetap ada di Haiti 10 tahun ke depan (jika pemerintah tetap seperti sekarang)Lebih cepat kita mengganti pemerintah, lebih cepat pula kita bisa mengambil tindakan untuk mengatasi epidemi ini," tegasnya.

Kementerian Kesehatan Haiti menyatakan, di antara 52.715 kasus yang terekam, 20.687 telah dirawat di rumah sakitMayoritas mereka diberi perawatan rehidrasi dan sudah dipulangkanNamun, sejumlah ahli dan warga setempat khawatir epidemi tersebut jauh di luar prediksi saat iniSebab, sejumlah area di Haiti tidak dapat dijangkau oleh perangkat pendataan Kementerian Kesehatan.

Di kota Hinche, seorang manajer di pusat perawatan kolera Prince Pierre Soncon, khawatir penyebaran kolera semakin luasDi pusat perawatan itu, jenazah korban hanya dionggokkan di halaman depan"(Penyebaran) ini bergerak ke arah negatif," jelas Soncon.

Dia juga mengungkapkan, empat orang tewas di pusat perawatan tersebut dalam satu hari saja, Sabtu (20/11) lalu"Pada awal epidemi terjadi, ada tiga kasus per hariKemudian 15, dan terus meningkat menjadi 35 kasusPagi ini (kemarin waktu setempat) kami sudah melihat ada 60 (kasus)," jelasnya(cak/c3/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tolak KB, Ahmadinejad Dorong Nikah Dini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler