Festival Indonesia Bertutur 2024 Dibuka, Ingatkan Keseimbangan Alam & Keberlanjutan Budaya

Kamis, 08 Agustus 2024 – 18:34 WIB
Pembukaan Indonesia Bertutur 2024 ditandai dengan seremoni membunyikan Okokan, alat musik tradisional Bali yang menjadi simbol kesuburan, penciptaan, dan keharmonisan. Foto: Dokumentasi Kemendikbudristek

jpnn.com, GIANYAR - Mega Festival Indonesia Bertutur 2024 resmi dibuka pada Rabu (7/8) malam (7/8).

Acara pembukaan berlangsung di Lapangan Chandra Muka, Batubulan, Gianyar, Bali.

BACA JUGA: Kenduri Swarnabhumi 2024: Kemendikbudristek Rampungkan Tiga dari 12 Festival Daerah

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mempersembahkan pergelaran 'Maha Wasundari' sebagai pembuka Indonesia Bertutur 2024 dengan menampilkan tiga genre tari Bali yang telah menjadi warisan budaya dunia.

Pergelaran 'Maha Wasundari' menegaskan pentingnya peran manusia dalam menjaga keseimbangan alam dan keberlanjutannya serta menyambungkan warisan leluhur kepada generasi berikutnya.

BACA JUGA: Mega Festival Indonesia Bertutur 2024 Segera Digelar di Bali, Ini Rangkaian Acaranya

Maha Wasundari merujuk pada kemuliaan air dan bumi yang menghidupi manusia, hadir sebagai ekspresi dan refleksi komunal manusia dalam menghadapi dinamika zaman.

Pementasan ini bertujuan meneruskan jalan kebudayaan leluhur yang menempatkan seni sebagai tontonan dan tuntunan yang meruwat dan merawat kemanusiaan.

BACA JUGA: Indonesia Bertutur 2024, Cara Merajut Harmoni Bersama Pencipta, Alam, dan Sesama

Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid dalam sambutannya mengingatkan pentingnya masyarakat menghargai kebudayaan yang dimiliki.

“Karena sejatinya itulah kekuatan dan kekayaan Indonesia, kebudayaan dan keragaman hayati," kata Dirjen Hilmar Farid dalam keterangannya, Kamis (8/8).

Dirjen Hilmar mengatakan jika kedua hal ini dipertemukan, Indonesia akan memiliki masa depan yang cerah.

"Festival Indonesia Bertutur bertujuan mengangkat semua itu ke dalam satu rangkaian kegiatan,” ujar Hilmar.

Lebih lanjut Hilmar menekankan pentingnya kearifan-kearifan yang diwariskan leluhur dilihat kembali dan digunakan sebagai panduan menghadapi tantangan masa depan.

“Jika warisan-warisan itu menunjukkan tanda-tanda kepunahan pada generasi saat ini, berarti ada perilaku yang keliru dan harus segera diperbaiki,” tambahnya.

Pembukaan Indonesia Bertutur 2024 ditandai dengan seremoni membunyikan Okokan, alat musik tradisional Bali yang menjadi simbol kesuburan, penciptaan, dan keharmonisan.

Okokan dibunyikan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Anindito Aditomo, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha, Direktur Perfilman, Musik dan Media Ahmad Mahendra, Direktur Festival Indonesia Bertutur 2024 Taba Sanchabakhtiar, dan Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2024 Melati Suryodarmo.

Pembukaan Indonesia Bertutur 2024 juga menandai dibukanya rangkaian kegiatan di lokasi untuk publik, yakni ARMA Museum and Resort, Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma, TONYRAKA Art Gallery, Neka Art
Museum, dan Museum Puri Lukisan.

Masyarakat dapat menikmati berbagai kegiatan selama 12 hari, mulai 7-18 Agustus 2024.

Mulai 14 Agustus, kegiatan lainnya juga akan hadir di Pulau Peninsula, Nusa Dua.

Seluruh rangkaian kegiatan dalam Indonesia Bertutur 2024 terdiri dari sembilan program, yakni Maha Wasundari (seremoni dan pertunjukan di acara pembukaan), Visaraloka, Kathanaya, Layarambha, Ekayana, Samaya Sastra, Anarta, Kiranamaya, dan Virama.

Ruang-ruang ekspresi budaya di Indonesia Bertutur 2024 dapat dikunjungi secara gratis dan terbuka untuk umum dengan mendaftarkan diri melalui laman indonesiabertutur2024.

Informasi seluruh program dapat dilihat pada laman indonesiabertutur.kemdikbud.go.id dan ikuti akun Instagram @indonesiabertutur untuk info terkini. (mar1/jpnn)


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler