jpnn.com, JAKARTA - Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menyelenggarakan pameran dan yang juga menjadi kick-off dari kerja sama bilateral Indonesia dan Qatar.
Sepanjang 2022 mendatang, Indonesia menjadi negara mitra penyelenggaraan Qatar Year of Culture.
BACA JUGA: Kopi Janji Jiwa Raih Penghargaan Merek Bergengsi Dunia
Dalam perhelatan tersebut, Indonesia dan Qatar akan saling mempromosikan kekayaan budaya masing-masing negara.
Berbagai kekayaan budaya Indonesia akan dipamerkan di Qatar dan sebaliknya kekayaan budaya Qatar akan dipamerkan di berbagai event kebudayaan di Indonesia.
BACA JUGA: 7 Manfaat Rutin Minum Kopi Hitam Tanpa Pemanis, Bikin Penyakit Kronis Ini Kabur
Kedua negara sepakat mengangkat kopi sebagai tema besar. Budaya kopi di Indonesia akan dipamerkan selama enam bulan di Museum Nasional Qatar, dengan
berbagai event penyerta sedangkan di Indonesia mulai dari 19 November sampai 18 Desember 2022, Area Sunken Museum Nasional Indonesia akan menjadi lokasi Pameran “Kopi Togetherness yang menghadirkan serangkaian program publik yang menawarkan pengetahuan, rekreasi dan selebrasi kopi nusantara bersama jejaring komunitas produsen, pegiat dan penggemar kopi dengan menggali berbagai hubungan antara masyarakat Indonesia dengan kopi.
BACA JUGA: 4 Manfaat Kopi Hitam Campur Madu, Nomor 1 Bikin Pria Makin Semangat di Kamar
“Kopi sebenarnya media diplomasi, media untuk mencairkan suasana, melalui pameran ini, para penikmat dan penggiat kopi dapat berinteraksi dengan disiplin ilmu lain seperti pemerhati lingkungan, kuliner dan gaya hidup serta berbagi pandangan untuk meningkatkan apresiasi terhadap Kopi Indonesia dari hulu hingga hilir, lebih dari itu,” jelas Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Hilmar Farid.
Hilmar menambahkan tanaman kopi di Indonesia juga memiliki fungsi sebagai penghasil oksigen dan berperan dalam menjaga lingkungan dengan proses pertanian yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, bagi Hilmar, kopi bukan hanya sebagai komoditas belaka. Selain itu, melalui pameran ini juga diharapkan dapat mengangkat harkat dan martabat petani kopi dan seluruh pegiat yang menggantungkan hidupnya dari tanaman tersebut.
Pameran ‘Kopi Togetherness’ dibagi 5 subtema: Kopi Bumi, Kultur Kopi, Kopi Kini, Kopi Kita, dan Kopi Merdeka.
Kopi Bumi mengangkat relasi kopi sebagai sumber daya agrikultural yang memberi sumbangsih dan keberlanjutan pada lingkungan dan beragam upaya masyarakat dan komunitas untuk memberdayakannya.
Kultur Kopi mengangkat berbagai aspek kebudayaan, sejarah dan kearifan lokal yang diciptakan di berbagai pelosok nusantara.
Kopi Kita dan Kopi Kini menghadirkan berbagai narasi keseharian, kreativitas dan kehidupan sosial yang terhubung oleh skena kopi Indonesia.
Beberapa tema itu dihadirkan dalam rangkaian karya instalasi oleh enam komunitas seniman yang diundang khusus sesuai tema ‘Kopi Togetherness.
Di antaranya duo musisi elektronik Bottlesmoker, komunitas graffiti dan street art Mahavisual (featuring Stereoflow, Alphabad.xyz, Popo Mangu, Yessiow, dan Gardu House), kolektif arsitektur Ugahari, dan jejaring penggambar (sketchers) nusantara Indonesia Sketchers.
Hadir juga jejaring aktivis kopi Komunitas Jenama Kopi (featuring Smesta, Popsiklus, Gunagoni, Debbybyday, Koleksi Karta, Craft Denim, Seniman), dan kelompok perupa dan seni pertunjukan Paguyuban Gegerboyo. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi