jpnn.com, TANJUNG PINANG - Kota Tanjung Pinang di Provinsi Kepulauan Riau akan kembali menggelar acara akbar bertajuk Festival Pulau Penyengat (FPP). Event itu akan digelar pada 22 hingga 24 Juli 2017 di Pulau Penyengat, Tanjung Pinang.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astut mengatakan, Pulau Penyengat adalah salah satu destinasi wisata unggulan di Tanjung Pinang. Kota tersebut, imbuh Esthy, juga dikenal dengan sebutan Pulau Penyengat Indra Sakti atau Pulau Penyengat Mas Kawin dan pernah menjadi pusat kerajaan Riau-Lingga.
BACA JUGA: Dukung Target Kunjungan Wisman, AP II Gaet Kemenpar
”Kegiatan ini mampu membangkitkan wawasan wisata dan cinta budaya khususnya kebudayaan melayu, mengembangkan industri kelautan yg meliputi industri maritim, wisata dan olah raga bahari, perikanan dan jasa kelautan serta mampu meingkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di perbatasan maupun wisatawan nusantara mengingat Pulau Penyengat merupakan salah satu daerah perbatasan dekat dengan Singapura dan Malaysia,” beber Esthy.
Sekadar informasi, dilihat dari data kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) untuk tahun 2016 sebesar 92.948 orang. Sedangkan untuk target tahun 2017, Kepri ditarget mampu menyedot 3 juta wisman.
BACA JUGA: STP NHI Bandung dan SBM ITB Kolaborasi Kuatkan Kewirausahaan Pariwisata
”Panitia sudah berkoordinasi dengan kami dan mentargetkan selama event berlangsung wisatawan yang hadir wisman 300 orang dan wisatawan nusantara 12 ribu. Semoga bisa melampaui target,” ujar Esthy.
Panitia pelaksana juga sudah mempersiapkan berbagai perlombaan dan acara menarik. Sebut saja lomba dayung sampan, lomba pukul bantal di laut, lomba nambat itik di laut, lomba becak motor hias, pangkak gasing, syahril Gurindam 12, membaca Gurindam 12, pertunjukan wayang cicak, kegiatan klinik sastra, barzanji dan banyak lainnya dengan total peserta diprediksi sebanyak 1.316 orang
BACA JUGA: Erau Adat Kutai dan 5th International Folk Arts Festival Bakal Dihadiri 9 Negara
Wanita berhijab itu menambahkan, perhelatan Festival Pulau Penyengat berpotensi menjaring wisatawan mancanegara di border area. Terlebih budaya melayu disana masih sangat kental dan tetap dilestarikan.
"Karena dengan festival yang dilandasi dengan budaya, dipastikan tingkat kunjungan wisata semakin bertambah dan itu akan memajukan daerah serta meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat," Esthy Reko Astuti.
Wali Kota Tanjung Pinang Lis Darmansyah mengatakan, ada beberapa event pendukung dalam Festival Pulau Penyengat kali ini. Yakni Fashion Malay Penyengat Syawal Serantau, hunting photography, Penyengat Halal Competition, Short Film Netizen Penyengat Halal Competition.
"Tidak hanya itu, ada pula acara seru lainnya seperti Tour Pattern Penyengat Halal Competition, Khazanah Kompang Melayu. Agenda ini sekaligus menjadi sarana pertunjukan dan hiburan bagi wisatawan dan masyarakat Tanjung Pinang,” Kata Lis Darmansyah di Tanjung Pinang.
Lis memaparkan, ada lebih 20 even kegiatan yang akan mewarnai festival ini. Tapi yang menarik, selain berbagai macam lomba, ada 3 event unggulan yang akan menjadi atraksi paling menarik dan akan menjadi pusat perhatian masyarakat dan wisatawan.
"Kegiatan ini terbagi tiga jenis yaitu Kompetisi Malay Fashion Carnaval, Parade Melayu dan Muslim Fashion dan Bazar Melayu fashion. Ini juga event yang terus mensasar Crossborder tourism karena dekat dengan Batam dan Singapura,” ujar Lis.
Lantas apa saja serunya carnaval itu? apa saja yang akan ditampilkan? Lis membeberkan, kompetisi pakaian carnaval yang menggali konten lokal Melayu dalam atribut maupun model/desain pakaian Carnaval.
"Even ini akan mengangkat content lokal jenius Melayu dalam karya kreatif pakaian carnaval, juga sebagai daya tarik untuk kunjungan para turis. Diharapkan akan menjadi aktifitas pariwisata Pulau Penyengat secara berkelanjutan," ucapnya.
Beberapa lokasi acara juga akan disiapkan. Balai Adat Indra Perkasa, Balai Desa dekat Pelabuhan Penyengat dan Kawasan Kampung Bulang.Balai Adat tempat klinik sastra. Semua tempat di Set untuk mendukung beberapa perlombaan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengarapkan festival itu dapat mengangkat pariwisata Kepulauan Riau, khususnya potensi destinasi wisata alam dan budaya setempat. Selain itu, event tersebut juga untuk juga memperkenalkan Pulau Penyengat sebagai pusat sejarah dan budaya Melayu.
"Letaknya yang strategis, berbatasan dengan Malaysia dan Singapura menjadi keuntungan tersendiri. Evennya, atraksinya, aksesnya, semua harus digarap secara serius. Kalau Tanjung Pinang serius, komitmen pariwisata pasti cepat tumbuh," kata dia.
Selain itu, letak Tanjung Pinang yang berbatasan dengan Malaysia dan Singapura juga sangat menguntungkan. "Kebetulan kepala daerahnya termasuk yang peduli dengan pariwisata. CEO kalau sudah jalan, semua akan mudah," jelas peraih Marketer of The Year 2013 versi MarkPlus itu.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Asyik, 2019 Jepara Akan Gratiskan Retribusi Wisata
Redaktur : Tim Redaksi