jpnn.com, BANDUNG - Festival SADA AWI yang diselenggarakan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IX Provinsi Jawa Barat hari ini sukses memikat perhatian masyarakat di Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat.
Festival ini mengusung bambu sebagai simbol kehidupan dalam budaya Sunda, sekaligus sarana pelestarian tradisi yang kaya makna.
BACA JUGA: Angkat Budaya Lokal, Film Mariara Perjamuan Maut Tayang Bulan Ini
Sebanyak 1.115 penampil dari 34 sanggar musik bambu turut memeriahkan acara ini, ditambah penampilan spesial dari grup musik elektronik Bottlesmoker dan kelompok musik tradisional Karinding Attack.
Kepala BPK Wilayah IX Jawa Barat, Retno Raswaty menekankan pentingnya pelestarian budaya lokal di era modernisasi. Dia menyampaikan bahwa bambu bukan sekadar material fungsional, tetapi juga simbol harmoni dan fleksibilitas.
BACA JUGA: Film Mantra Surugana Angkat Unsur Budaya Sunda Kuno
“Melalui Festival SADA AWI, kami ingin masyarakat kembali mengenal nilai-nilai luhur budaya Sunda dan memahami filosofi bambu sebagai pengingat keseimbangan antara tradisi, teknologi, dan lingkungan,” ujar Retno, dalam keterangannya, Rabu (4/12).
Festival ini tidak hanya menampilkan pertunjukan seni, tetapi juga menggarisbawahi potensi bambu dalam aspek ekonomi, budaya, dan ekologi. Sebagai bahan yang serbaguna, bambu telah lama menjadi bagian integral kehidupan masyarakat Sunda, mulai dari alat musik hingga material bangunan.
BACA JUGA: 3 Berita Artis Terheboh: Viral Gus Miftah Mengejek Pedagang, Hotman Paris Beri Komentar
Dalam festival ini, pengunjung diajak melihat potensi bambu dalam konteks modern tanpa melupakan nilai historisnya. Berbagai kegiatan menarik menjadi sorotan utama, seperti Gebyar Musik Bambu yang melibatkan 34 sanggar dari berbagai daerah.
Kolaborasi antara musik tradisional dan aransemen modern menjadi daya tarik utama. Selain itu, teater musikal "Cepot Saga" menghidupkan kembali kisah legenda budaya Sunda dengan instrumen bambu sebagai elemen inti.
Pameran produk bambu juga turut memperlihatkan kreativitas masyarakat dalam menghasilkan kerajinan tangan, alat musik, hingga karya seni modern. Workshop kreatif memungkinkan pengunjung belajar langsung dari seniman lokal, sementara diskusi budaya menghadirkan akademisi dan praktisi untuk membahas filosofi bambu dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai festival perdana, SADA AWI diharapkan menjadi agenda tahunan di Jawa Barat, sekaligus inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan budaya lokal. Kolaborasi antara komunitas seni, pelaku usaha kreatif, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan acara ini.
Dengan tema “Suara Tradisi, Dari Alam, untuk Masa Depan,” Festival SADA AWI memberikan pesan mendalam tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara tradisi dan inovasi.
Dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, festival ini mengingatkan akan hubungan harmonis antara manusia dan alam, menjadikan bambu sebagai simbol keberlanjutan dan warisan budaya yang tak lekang oleh waktu.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh