jpnn.com, TIDORE - Pemandangan berbeda terlihat di Pelabuhan Residen Ternate pada Senin (10/4). Ribuan orang hadir dalam perhelatan Parade Juanga yang merupakan bagian dari rangkaian Festival Tidore 2017.
Acara puncak festival ini digelar hari ini, Rabu (12/4) di Tidore, Ternate. Dalam acara yang menghadirkan ratusan perahu itu nampak hadir Wali kota Ternate Burhan Abdurahman yang menyambut Sultan Tidore Husain Sjah beserta bala tentara kesultanan Tidore.
BACA JUGA: Menpar Dorong Citilink Terbang ke Destinasi Minim Akses
Sultan yang ke-37 itu datang menggunakan perahu Juanga dengan kawalan perahu Kora-kora alias Armada Perang. Setelah tiba di Ternate, iring-iringan Sultan kemudian menuju tanah raja, atau yang sering disebut Kafaton Tidore.
Nampak Wisatawan Mancanegara (Wisman) dan Wisatawan Nusantara (Wisnus) menikmati perhelatan tersebut karena keunikan perahu dan keindahan alam Ternate.
BACA JUGA: Top! Kemenpar Raih Penghargaan Prestisius di Vietnam
“Ini bagian dari rangkaian festival, selain yang utama adalah silaturahmi dengan Sultan Tidore,” ujar Wali kota Burhan.
Wali Kota Burhan menyambut rombongan juga dengan tarian Soya-soya dan tarian Cakalele. Dalam sambutannya, Sultan Tidore mengajak semua masyarakat Ternate, Wisman maupun Wisnus untuk hadir ke acara puncak Festival Tidore yang juga bertepatan dengan hari jadi kota Tidore yang jatuh pada tanggal 12 April.
BACA JUGA: Go Digital, Malang Launching Aplikasi Malang Menyapa
“Silakan datang ke acara kami,” ujar Sultan.
Nuansa Tidore juga perlahan-lahan mulai mendunia. Buktinya, sejarah Kesultanan Tidore yang menguasai daerah kelautan di timur Indonesia pada masa lalu membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Tidore Kepulauan, Maluku bakal me-launching museum maritim dunia.
Kepala Dinas Pariwisata Tidore Kepulauan, Yakub Husain mengatakan peluncuran Museum Maritim Dunia ini berlangsung, Rabu (12/4). Peluncuran itu bersamaan dengan puncak hari Jadi Tidore ke-909.
"Museum maritim dunia itu menunjukkan Tidore memiliki sejarah panjang di dunia kelautan," ungkap Yakub.
Menurutnya, dulu wilayah teritori Kesultanan Tidore tidak hanya Pulau Tidore tapi juga meliputi Papua Barat. Ketika kedatangan Spanyol di masa penjajahan, kesultanan tidak pernah takluk atau bekerja sama.
Menurutnya, alam maritim di Tidore ini menjadi nilai sejarah besar bagi kemaritiman Indonesia untuk Indonesia Timur. Semua ini menjadi modal untuk kepariwisataan.
Dia menambahkan, Selasa (11/4) malam, pada rangkaian HUT Tidore Kepulauan ke-909 juga menggelar Ratib. Selama pelaksanaan ratib ini seluruh lampu rumah masyarakat dipadamkan.
"Pemadaman itu agar masyarakat bisa lebih khusyuk," ungkapnya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuti mengatakan, dalam memajukan pariwisata Tidore Kepulauan ini tidak hanya dilakukan pemerintah setempat. Namun butuh dukungan semua pihak.
"Upaya pengembangan pariwisata itu harus dilakukan semua pihak, atau semangat Indonesia Incorporated. Harus dikedepankan kolaborasi pemerintah untuk memajukan Tidore ini. Sebab upaya tidak hanya bisa diserahkan kepada satu pihak saja. Harus semua stakeholder," tandasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya meminta kepada Festival Tidore untuk mengemasnya dengan skala dunia. Ia mengatakan kegiatan dan kemeriahan Festival Tidore harus digaungkan di sosial media, dan harus tersebar hingga dunia international.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Kaldera Raksasa di Festival Tambora Menyapa Dunia
Redaktur : Tim Redaksi