FIFA Berikan Kesempatan Sekali Lagi

Selasa, 31 Mei 2011 – 05:25 WIB
Agum Gumelar. Foto:Wahyu Dwi Nugroho/RM

JAKARTA - Indonesia untuk sementara bisa terhindar dari ancaman sanksi FIFAIni setelah dalam pertemuan antara Ketua Komite Normalisasi (KN), Agum Gumelar dengan Direktur Pengembangan dan Keanggotaan, Thierry Regenass dan Frank van Hatum ( anggota komite asosiasi FIFA) kemarin di Zurich membuahkan rekomendasi berupa kesempatan sekali lagi kepada Indonesia untuk menggelar Kongres PSSI

BACA JUGA: Masa Depan GU Belum Jelas



Kongres itu sendiri dijadwalkan pada 30 Juni 2011
Tapi kepastiannya masih dibahas dalam siding Exco FIFA yang digelar tadi malam waktu Indonesia

BACA JUGA: Isu Doping Goyang Atletik Malaysia

Hingga tadi malam belum ada rilis resmi dari FIFA menganai hasil siding Exco tersebut. 

"Saya diterima mereka mulai pukul 10.00 hingga 11.00 waktu setempat Saya sangat bersyukur karena FIFA memberikan satu kali lagi kesempatan bagi Indonesia untuk menggelar Kongres PSSI melalui KN," kata Agum Gumelar seperti dituturkan kepada bagian Humas PSSI tadi malam


Untuk menggelar Kongres PSSI, lanjut Agum, Regenass dan van Hatum menegaskan agar pelaksanaan Kongres PSSI harus sesuai dengan aturan yang ditetapkan FIFA

BACA JUGA: Penggunaan Rok Ditunda Lagi

"Tidak ada perubahan dalam pelaksanaan Kongres PSSISemua harus sesuai dengan aturan yang ditetapkan pada Kongres PSSI 20 Mei yang gagal," sambungnya.

Selain memberikan satu kali kesempatan untuk menggelar Kongres PSSI, FIFA juga mengingatkan akan ada sanksi kepada Indonesia jika pelaksanaan Kongres PSSI 30 Juni 2011 itu kembali mengalami kegagalanSanksi itu akan dikeluarkan FIFA tertanggal 1 Juli 2011.

"Saya sangat berharap  jangan lah kesempatan yang diberikan FIFA ini sampai diabaikan lagiDukungan semua pihak terkait sangat dibutuhkan dalam upaya menyelamatkan Indonesia dari sanksi," tegas Agum Gumelar

Mantan Danjen Kopassus ini mengungkapkan jika dalam pertemuan itu ada persoalan lain yang dibicarakanYaitu FIFA meminta kepastian pelaksanaan Liga Premir Indonesia (LPI) langsung dibawah kendali PSSI"Permintaan ini akan langsung saya bicarakan dengan pengelola LPI setibanya di Indonesia," ungkap Agum- Lebih jauh Agum menjelaskan, langkah mulus perjuangan KN dalam melepaskan Indonesia dari sanksi, tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak di tanaha airDari angora dewan hingga kelompok suporter

Tapi jika benar FIFA mensyaratkan kongres digelar dengan persyaratan sesuai dengan aturan yang ditetapkan pada Kongres PSSI 20 Mei lalu, maka potensi kongres kembali kisruh masih mungkin terjadiSeperti kita ketahui, dalam kongres 20 Mei FIFA dengan tegas melarang George Toisutta dan Arifin Panigoro untuk dicalonkanSedangkan sampai detik ini pendukung dari dua nama tersebut masih sangat ngotot mengusung keduanya untuk menjadi Ketum dan Waketum PSSI periode 2011-2015.    

Dari kubu pendukung George-Arifin diperoleh kabar jika tadi malam, dua utusan dari pemilik suara yaitu Farid Rahman ( calon anggota Exco PSSI ) dan Hadi Basalamah ( CEO Jakarta FC) bertemu dengan asisten Sepp Blatter, Guy PhilippePhilippe inilah yang sehari sebelumnya berjasa mempertemukan Farid dan Hadi dengan Sekjen FIFA Jerome Valcke. 

Ketua bidang Humas pasangan George Toisutta-Arifin Panigoro, Halim Mahfudz, kepada Jawa Pos mengungkapkan, untuk mencari solusi dari persoalan yang saat ini terjadi di perspekbolaan Indonesia dan menghindari potensi diskusi berbelit di kongres FIFA, saat bertemu Jerome Vacke ada empat hal yang disampaikan Farid Rahman dan Hadi Basalamah

Pertama, meminta tidak ada sanksi untuk PSSI dalam sidang Exco FIFAKedua meminta  kongres pemilihan  PSSI digelar sebelum 30 JuniKetiga mencabut pelarangan terhadap George Tosiutta dan Arifin Panigoro untuk dicalonkan sebagai Ketuam, Waketum, dan anggota Exco PSSIDan keempat adalah meminta pergantian Agum Gumelar sebagai ketua Komite Normalisasi (KN) dan digantikan Timbul Thomas Lubis, Sekjen KOI (Komite Olimpiade Indonesia)(ali)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kukuhkan Dominasi Spanyol


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler