“Publik saat ini lebih condong memilih figur yang sederhana dan merakyat serta memiliki modal ideologis yang memadai. Saya yakin PDIP adalah partai yang memiliki stok kader atau figur yang sederhana dan merakyat seperti Jokowi, termasuk untuk maju dalam pilkada Kota Bekasi nanti. Tapi PDIP harus berhitung dengan cermat dan jangan sampai over confidence dalam mengusung kadernya. Jangan sampai salah pilih,” kata Effendi Gazali kepada wartawan di Jakarta, Minggu (29/7).
Effendi menjelaskan, tampilnya Jokowi sebagai calon gubernur DKI Jakarta yang diusung PDI Perjuangan menyadarkan banyak pihak, betapa rakyat sejatinya merindukan figur yang sederhana dan punya komitmen yang kuat dan tegas untuk membela rakyat kecil. Bahkan kata dia, figur Jokowi meruntuhkan pertarungan wacana elit partai.
“Kekuatan pemilih Kota Bekasi ada di kalangan menengah dan rakyat kecil. Kemenangan Jokowi di putaran pertama DKI jakarta adalah kemenangan kecerdasan kelompok menengah dan rakyat kecil. Sebab itu, PDI Perjuangan harus menyiapkan calonnya untuk maju jadi Bekasi 1,” tandasnya.
Informasi yang berkembang di internal DPP PDI Perjuangan bahwa saat ini tengah dilakukan uji kelayakan dan kepatutan untuk menentukan kader yang akan diusung dalam Pemilukada Kota Bekasi. Mereka adalah Ny. Sumiyati Mochtar Mohamad, H. Tumay, Anim Abdurahman dan Ismail Ibrahim.
Sumiyati Mochtar Muhamad pernah menjadi Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bekasi semasa suaminya masih menjadi Walikota Bekasi yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan. H. Tumai saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi dan juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi. Sedangkan Anim adalah kader muda yang sekarang menjadi anggota DPRD Kota Bekasi.
Nama lain adalah Ismail Ibrahim yang dikenal sebagai tokoh senior, tidak hanya di PDI Perjuangan tetapi juga di kalangan eksekutif dan legislatif kota Bekasi. Selain pernah menjabat sebagai Sekretaris DPC PDI Perjuangan periode 1998-2003, Ismail juga pernah menjadi Ketua DPRD Kota Bekasi periode 1999-2004. Pada periode selanjutnya, 2004-2009, Ismail dipercaya menjadi Ketua Komisi A dan Ketua Panitia Legislasi DPRD Kota Bekasi.
Jauh sebelumnya, Ismail juga pernah menjadi anggota Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) yang membela Megawati Soekarnoputri dalam menggugat Kongres Medan. Gugatan yang ditujukan kepada kelompok Soeryadi cq Pemerintah Republik Indonesia itu berhasil dimenangkan TPDI.
Peluang PDI Perjuangan untuk memenangi Pemilukada Kota Bekasi memang terbuka lebar. Apalagi dalam pengusungan calon, PDI Perjuangan tak perlu berkoalisi dengan partai lain karena sudah memiliki 8 kursi di DPRD Kota Bekasi. Selain PDI Perjuangan, partai lain yang berhak mengajukan calon tanpa berkoalisi dengan partai lain adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan 11 kursi serta Partai Demokrat dengan 14 kursi.
“PDI Perjuangan harus membangun koalisi yang cerdas untuk memenangkan Pilkada Kota Bekasi. Efek dan strategi kemenangan Jokowi di putaran pertama Pilkada DKI Jakarta harus dikapitalisasi untuk modal yang potensial. Tentunya, figur calon yang diajukan sangat menentukan. Figurnya harus bersih, sederhana, merakyat dan punya karakter ideologis yang kuat dan memadai,” pungkas Effendi. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kader NasDem Bebas Tentukan Pilihan di Pilwako Jambi
Redaktur : Tim Redaksi