Menurut sebuah studi baru, filamen yang diawetkan dari jamur yang hidup 440 juta tahun lalu adalah fosil tertua -yang sejauh ini diketahui -dari organisme darat yang pernah ditemukan.
Pelopor awalnya, yang dikenal sebagai Tortotubus, membantu meletakkan dasar yang lebih kompleks dari organisme ini untuk mengambil akar dan berkembang di darat, kata ahli paleontologi Dr Martin Smith dari Universitas Durham di Inggris.
BACA JUGA: Kenaikan Jumlah Turis Asing di Tasmania pada 2015 Terbesar di Australia
"Sulit untuk membayangkan permukaan Bumi sebelum vegetasi muncul- membayangkan batu tandus, dengan debu yang cepat tertiup ke sungai dan laut," jelasnya.
Ia menerangkan, "Benang kecil Tortotubus akan membantu untuk mengkonsolidasikan dan mencengkeran tanah awal, memungkinkan tanah yang lebih dalam untuk terbentuk.”
BACA JUGA: Anak Penguin Peri Tersesat Masuk ke Pub di Hobart
"Tortotubus juga akan memecah materi organik menjadi sebuah bentuk di mana nutrisinya tersedia untuk organisme lain, memberikan sejenis pupuk untuk tanaman darat awal," sambungnya.
Tanaman darat itu akan meliputi tumbuhan serupa lumut yang muncul tak lama setelahnya.
BACA JUGA: Australia Tidak Siap Tangani Ancaman Cuaca Panas Ekstrim
Fosil kecil -yang jika lebih pendek dari rambut manusia tergolong lebar -pertama kali ditemukan lebih dari 30 tahun yang lalu di pulau Gotland, Swedia, tapi tak jelas bentuk mereka apa.
Di saat Dr Martin berusaha untuk menemukan organisme lain dalam batuan kaya fosil, ketika itulah ia mulai melihat Tortotubus secara lebih dekat.
"Setelah lama melihat fosil, Saya akhirnya menyadari bahwa mungkin saja untuk merekonstruksi cara bertumbuh hewan, dan mencari tahu apa afinitasnya sebenar-benarnya," kata Dr Martin, yang melakukan penelitian itu saat berada di Universitas Cambridge.
Ia menemukan fosil tersebut menyerupai filament serupa kabel yang disebut ‘miselium’ yang digunakan jamur untuk mengekstrak nutrisi dari tanah.
"Ketika jamur tumbuh, ia mengirim filament di depan yang mungil, sebuah sel tunggal dalam ukuran lebar, tengah mencari sumber makanan ... kemudian mengirimkan cabang yang tumbuh kembali ke filamen asli, memungkinkan jamur untuk menyalurkan nutrisi dan energi dari sumber makanan ke bagian lain dari organisme," jelasnya.
Penelitian ini diterbitkan pada (2/3) dalam ‘Botanical Journal of Linnean Society’.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelajaran Bahasa Inggris : Since dan for