MANILA - Setelah tiga hari saling bersitegang di Laut China Selatan, Filipina dan Tiongkok sepakat memilih solusi damai. Menyusul Filipina yang menarik mundur kapal perangnya Kamis lalu (12/4), Tiongkok melakukan hal yang sama. Kemarin (13/4) Beijing menarik tiga di antara delapan kapal nelayan miliknya dari wilayah sengketa.
Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario mengatakan bahwa dua pihak bersepakat untuk mempertahankan status quo. Selain itu, Filipina dan Tiongkok bertekad tidak melanjutkan provokasi di wilayah perairan tempat Kepulauan Spratly berada itu. "Kami telah berhasil mencapai beberapa kesepakatan. Kami juga tidak akan melanjutkan ketegangan yang ada," ungkapnya.
Kemarin Del Rosario bertemu dengan Duta Besar Tiongkok untuk Filipina Ma Keqing. Dalam pertemuan di Kota Manila itu, Ma menyampaikan keinginan Beijing untuk mengakhiri ketegangan di Laut China Selatan secara damai. Apalagi, dua negara yang sama-sama mengklaim Scarborough Shoal sebagai bagian dari wilayahnya itu bersitegang sejak Selasa lalu (10/4).
Sayangnya, kesepakatan damai yang disampaikan Del Rosario dan Ma kemarin bertentangan dengan sikap Beijing. Kemarin Jubir Kementerian Luar Negeri Liu Weimin justru memperingatkan Manila soal kemelut di Laut China Selatan tersebut. "Perlakuan kasar Filipina terhadap kapal ikan dan nelayan Tiongkok merupakan bentuk pelanggaran terhadap kedaulatan kami," ungkapnya.
Liu menambahkan, jika Manila tidak mengubah sikapnya, Beijing tidak akan segan mengambil kebijakan yang bersifat bilateral. "Kami harap, Filipina bersedia mempertimbangkan kembali keuntungan yang mereka peroleh dari hubungan dua negara," tandasnya. Tapi, kemarin Beijing menarik tiga di antara delapan kapal nelayan yang sejak Minggu lalu (8/4) bertahan di wilayah sengketa.
Ketegangan Filipina dan Tiongkok bermula Minggu lalu saat otoritas Filipina menemukan delapan kapal nelayan Tiongkok di Scarborough Shoal. Tepatnya di wilayah barat Pulau Luzon. Saat itu Manila menuding nelayan-nelayan Tiongkok yang menumpang delapan kapal ikan tersebut melanggar batas wilayah. Mendengar itu, Beijing langsung mengirimkan tiga kapal maritim untuk mencegah Filipina melakukan penangkapan. (AP/AFP/hep/c4/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rakit dan Terbangkan Pesawat, Malah Ditahan
Redaktur : Tim Redaksi