PALEMBANG – Belum lagi diputar, film layar lebar “?” (baca : tanda tanya) yang dibesut sutradara Hanung Bramantyo sudah menuai kontroversiBahkan, film tersebut dicekal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Palembang.
”Kita minta agar film itu (Tanda Tanya, red) tidak beredar di Palembang,” ujar Ketua MUI Palembang, Saim Marhaddan kemarin
BACA JUGA: Ashanty Didukung Keluarga Pacari Anang
Pencekalan dilakukan berdasarkan sejumlah pertimbangan dan kejanggalan yang diketahui melalui sinopsis film.Apa saja kejanggalannya? Pertama, film yang dibintangi Revalina S Temat dan Reza Rahadian itu, dikhawatirkan menimbulkan adu domba antara umat beragama yakni Islam dengan etnis atau agama lain
BACA JUGA: Revaldo Tetap Usaha Dapat Rehabilitasi
Di tengah perjalanan mereka bertemu pemuda keturunan Tiongkok yang kemudian diteriaki Cina.Tidak terima diteriaki Cina, rombongan pemuda lainnya membalas dengan memanggil pemuda yang hendak berangkat salat tadi sebagai teroris
Nah, katanya, adegan tersebut seolah-olah menggambarkan jika Islam menyukai kekerasan
BACA JUGA: Jessica Iskandar Parno dengan Jarum Suntik
Kejanggalan kedua, ada adegan seorang wanita muslim yang selalu mengucapkan Assalmualaikum kepada pemilik usaha tempat ia bekerja yang merupakan warga Tiongkok.Padahal, jelas Saim, sesuai ajaran Islam, umat muslim dilarang untuk mengucapkan salam kepada mereka yang bukan muslimKalau pun ada warga non muslim yang mengucapkan salam, paling dijawab Alaikum.
”Nah, ini si-wanita muslim tadi sudah tahu kalau orang tempat ia bekerja itu non muslim, kok masih mengucapakan salam,” cetusnyaKemudian kejanggalan ketiga dalam film tersebut tersirat seolah-olah setiap agama adalah sama, intinya menghadap tuhan”Itu tidak benar,” tegasnya.
Seharusnya yang diciptakan kerukunannya adalah antara warga atau umat”Bukan agama yang dirukunkan,” ungkapnyaNah, jika film tersebut diputar, dikhawatirkan akan menimbulkan salah tafsir dan membingungkan di kalangan umat muslim.
”Bagus jika yang nonton persepsinya sudah bagus dan paham tentang agamaTapi kalau yang nonton pemuda yang belum begitu memahami agama dan tingkat emosionalnya masih labilBisa-bisa terpengaruh oleh apa yang disampaikan film tersebut,” ungkapnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau agar film tersebut tidak diputar di PalembangUntuk tahap awal, himbauan disampaikan melalui media dan kepada pemerintah melalui instansi terkait seperti kominfo.
Jika nantinya ternyata film tersebut masih juga diputar di bioskop, maka pihaknya akan melayangkan surat tertulis kepada pengelola bioskop atau pihak bersangkutan”Jika masih juga diputar, kita akan ambil tindakan tegas,” tutur Saim.
Hanya saja, ia tidak mejelaskan lebih lanjut mengenai sanksi tegas apa yang dimaksud”Yang jelas, kita berharap agar film yang diputar, bernuansa pendidikan,” tukasnya.(mg13)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kikan Hampir Pingsan karena Ali Topan
Redaktur : Tim Redaksi