Film Nitram Menguak Kisah Kelam Penembakan Massal di Australia

Kamis, 07 April 2022 – 20:49 WIB
Film Nitram menguak kisah kelam penembakan massal di Australia. Foto: IMDb

jpnn.com, JAKARTA - Kisah pembantaian di Porth Arthur, Australia pada 28 dan 29 April 1996 membuat geger dunia.

Penembakan masal yang dilakukan oleh Martin Bryan ini menewaskan 35 orang dan melukai puluhan orang lainnya.

BACA JUGA: Kreatif, Fatayat NU Luncurkan Film Pendek Perihal Cegah Perkawinan Anak

Martin dijatuhi hukuman seumur hidup tanpa peluang pembebasan akibat perbuatan yang dilakukannya itu.

Kisah kelam Martin pun diangkat ke layar lebar oleh sineas Justin Kurzel, dengan judul Nitram. Aktor Caleb Landry Jones didapuk sebagai pemeran utama.

BACA JUGA: Segera Tayang, Film Keluarga Cemara 2 Hadir dalam Kehidupan Baru

Film yang dapat disaksikan di KlikFilm ini menceritakan kenakalan-kenakalan Nitram sejak kecil.

Dikisahkan, dia pernah dilarikan ke rumah sakit akibat insiden petasan yang membahayakan banyak nyawa.

BACA JUGA: 3 Berita Artis Terheboh: Kalina Disebut Memuaskan, Marshel Terseret Kasus Dea Onlyfans

Namun, bukannya jera, lewat rekaman video, dia justru mengaku akan tetap bermain petasan. Kebiasan ini terbawa hingga Nitram dewasa.

Saat jam makan siang, dia mengajak anak-anak sekolah main petasan hingga bikin seorang guru berang. Ayah Nitram (Anthony LaPaglia) minta maaf.

Bukannya menyadari kesalahan, Nitram malah mengamuk. Dia menendangi mobil ayahnya dan menyalakan klakson sekencang-kencangnya.

Setalah dewasa, Nitram buka usaha pemotongan rumput. Suatu hari, Helen (Essie Davis) mengizinkan Nitram memotong rumput dan memberinya kepercayaan memelihara sejumlah anjing.

Keduanya jatuh cinta. Helen membelikan Nitram mobil Volvo dan mengajaknya ke Hollywood via jalur darat.

Lagi-lagi apa yang dilakukan Nitram memakan korban. Dalam perjalanan, Nitram mengganggu Helen yang sedang menyetir hingga membuat mobil terpelanting dan mengakibatkan Helen tewas.

Ibunda Nitram (Judy Davis) sampai tak habis pikir. Masalah mencapai klimaks ketika Nitram nekat membeli sejumlah senjata dengan uang Helen.

Dari film ini perlu disadari bahwa Nitram adalah gambaran orang-orang bermasalah yang tak tahu harus berbuat apa lalu mencari solusi. Dari menit awal, Nitram tampak Depresif. Makin kelam karena pewarnaan film ini didominasi earthy tone.

Cerita yang terjadi di sepanjang film yakni kegagalan anak mengenal diri sendiri. Ketidakberdayaan ayah memimpin keluarga. Dan keputusasaan ibu mendidik satu-satunya buah hati. tak bersinar sendirian di film ini. 

Hikmah yang dapat diambil dari kejadian ini adalah pemerintahan telah memformat ulang kebijakan kepemilikan senjata. Sebuah pelajaran tentang fungsi anggota keluarga juga dipetik penonton. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler