Film Noah tanpa Luna Maya dan Cut Tari

Selasa, 04 Juni 2013 – 03:45 WIB
LEWAT self titled movie, band Noah yang digawangi Ariel (vokalis), Reza (drum), David (keyboard), Uki dan Lukman (gitar) menceritakan perjalanan mereka di panggung musik Tanah Air. Mulai awal terbentuk, konflik yang berujung perpecahan dan penggantian nama, hingga kasus hukum yang membelit sang vokalis, disuguhkan dalam Noah yang rencananya dirilis November mendatang.

"Banyak sisi yang menarik dan inspiratif dalam perjalanan Noah di panggung musik, yang selama ini tidak kita tahu," ujar sutradara muda Putrama Tuta saat jumpa pers di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (3/6).

Menurutnya, transformasi Peterpan menjadi Noah merupakan bagian terpenting yang tidak mungkin dihilangkan dalam cerita. "Noah tidak akan terbentuk tanpa adanya Peterpan," tegasnya.

Begitu pun dengan masa-masa Ariel menjalani hukumannya di Rutan Kebon Waru, Bandung, atas kasus video asusila yang melibatkan mantan pacarnya, Luna Maya, dan Cut Tari. Hanya saja, sisi kelam itu tidak akan disuguhkan secara visual. Tuta hanya akan menyajikan sisi inspiratif dan humanis dalam perjalanan karir Noah yang terbentuk pada 1 September 2000 itu.

Tuta mengatakan, kasus hukum Ariel merupakan pukulan telak bagi Noah. Namun, mereka tetap solid dan berhasil bangkit. Bahkan, mereka kembali mencetak sukses seperti saat bernama Peterpan. Itu yang dinilainya belum tentu bisa dilakukan band lain.

"Kalau melihat latar belakang mereka, saya yakin sebuah band akan drop. Tapi mereka bisa membuktikan lewat sebuah tim yang solid, sebagai suatu keluarga, dan itu yang ingin saya share dan sampaikan kepada masyarakat banyak," tuturnya.

Ariel mengaku tidak merasa risih meski masa lalunya dikorek lagi, bahkan boleh dibilang dikomersialisasikan. Bagi pemilik nama lengkap Nazril Irham itu, banyak hal positif yang didapatnya selama di balik jeruji besi. Dan dia ingin berbagi dengan harapan bisa menjadi pelajaran bagi banyak orang.

"Saya punya pengalaman baik di sana (Kebon Waru, Red). Banyak pengalaman yang bisa saya bilang positif. Dan semuanya sangat berkesan," ungkapnya.

Mengenai pro dan kontra yang mungkin muncul atas dirilisnya film Noah, Ariel tidak mau terlalu memusingkan. Baginya, itu sudah biasa dan tidak perlu terlalu dipikirkan. "Pro dan kontra itu mungkin sudah biasa. Tapi apapun itu, kita bisa bilang bahwa sekarang yang kita lakuin adalah sesuatu yang kita anggap sebagai sesuatu yang positif," katanya.

Pria kelahiran Pangkalan Brandan, Sumatera Utara, 16 September 1981 itu sangat antusias menantikan Noah menghiasi bioskop-bioskop Indonesia. Dia meyakini kalau film itu akan menjadi sumber inspirasi bagi penontonnya.

"Sebelumnya kita (personel Noah dan Tuta) sempat ngobrol, kita mau bikin apa. Titik beratnya dimana, apa yang disampaikan, hal-hal yang tidak berguna tidak bisa dimasukin, hanya sisi positifnya dimasukin," pungkas Ariel. (ash)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dituding Punya PIL, Venna Melinda Minta Ivan Buktikan di Sidang

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler