Filosofi di Balik Batik Kawung Pekalongan untuk Menko Airlangga

Senin, 20 September 2021 – 17:44 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan ke pelaku dan pengerajin batik di Kota Pekalongan pada Kamis (16/9). Foto dok Kemenko

jpnn.com, PEKALONGAN - Berkunjung ke Kota Pekalongan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyempatkan diri meninjau sentra penjualan batik tulis di Krapyak Kidul, Pekalongan Utara, Kamis (16/9).

Menko Airlangga mengapresiasi pelaku industri batik. Di tengah pandemi, mereka tetap bertahan dan menggerakkan ekonomi.

BACA JUGA: Jelang Forum KTT G20, Menko Airlangga Gencar Lakukan Hal ini

“Kami mengapresiasi stakeholders yang terlibat menggerakkan industri batik. Saya ucapkan selamat karena tetap mampu bertahan di masa pandemi, bahkan ekspornya naik,” tutur Menko Airlangga.

Ada yang menarik saat Menko Airlangga diminta memakai sarung oleh salah satu produsen batik, Perada Batik Pekalongan. Ternyata sarung batik tersebut bermotif Kawung yang memiliki makna filosofis mendalam.

BACA JUGA: Sapa Santri, Airlangga: Sudah Dapat Izin dari Orang Tua atau Belum?

Kawung merupakan salah satu motif batik tertua di Indonesia yang identik dengan tradisi kepemimpinan raja-raja Mataram. Konon tidak sembarang orang bisa memakainya.

Pola Batik Kawung diambil dari bentuk pohon kawung atau sejenis pohon aren. Filosofi dari pohon aren dari ujung daun sampai pada akarnya sangat berguna bagi kehidupan manusia, baik itu batang, daun, nira dan buah. Hal tersebut mengisyaratkan agar manusia dapat berguna bagi siapa saja dalam kehidupannya, baik itu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

BACA JUGA: Airlangga Sowan ke Habib Luthfi Pekalongan, Cari Restu demi Pencapresan?

Makna lain yang terkandung dalam motif Kawung adalah agar seseorang yang memakainya dapat menjadi pemimpin ideal serta diharapkan menjadi pelindung, pengayom dan pemersatu masyarakat. Serta, mampu menjaga keseimbangan dalam perilaku kehidupannya sebagai lambang keadilan.

Pemilik sentra industri Perada Batik Pekalongan, Syamsul Huda mengungkapkan dengan mengenakan motif batik Kawung harapannya Menko Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar dapat membawa harapan.

"Batik Kawung memiliki makna dan harapan agar Pak Airlangga menjadi pemimpin yang dapat mengayomi masyarakatnya," ungkapnya.

Untuk diketahui, Perada Batik Pekalongan merupakan salah satu pelaku industri batik yang masih tetap bertahan di masa pandemi. Meskipun sempat terdapat pengurangan jumlah pengrajin dari 400 menjadi 80 pengrajin, usaha yang berdiri sejak 2011 ini tetap bertahan dan berproduksi. Menurut pengakuan Syamsul kuncinya adalah adaptasi terhadap situasi dan inovasi untuk membuka peluang.

Nilai ekspor Batik Indonesia pada semester I tahun 2020 mencapai USD 21,54 juta dengan negara yang menjadi pasar utama antara lain Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Melihat potensi yang sangat besar, Pemerintah sebagaimana disampaikan Menko Airlangga berupaya membuka pasar-pasar baru pada skala global.

Upaya ini diyakini dapat membantu kembali meningkatkan kinerja industri batik nasional di tengah dampak pandemi sekaligus berkontribusi memulihkan perekonomian.


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler