jpnn.com, YOGYAKARTA - YOGYAKARTA - Melalui ragam olahraga kebugaran (fitness) misalnya, seseorang ingin perutnya menjadi kecil alias langsung, selain bisa memperoleh manfaat kesehatan.
Salah seorang personal trainer di Celebrity Fitness Yogyakarta, Priska Dian mengatakan, beberapa kliennya menginginkan bentuk tubuh yang bagus. Oleh sebab itu mereka mendaftarkan diri untuk mengikuti aktivitas gym.
BACA JUGA: Fitness, Bukan Sekadar Jaga Kebugaran Tubuh
Ada pun yang membedakan antara nge-gym mandiri atau melalui personal trainer yakni pertama, seorang klien memiliki pengetahuan untuk mengenakan alat gym.
Kedua, yakni terjaminnya keamanan (safety) para klien dalam melakukan gerakan dan tahapan fitness. Lalu ketiga, adanya motivasi. Baik motivasi untuk terus semangat berolahraga ataupun semangat untuk menjaga pola makan.
BACA JUGA: Cukup Satu Jam, Ini Manfaat Latihan Treadmill
Pengaturan pola makan itu menjadi salah satu hal yang menjadi kunci sukses terbentuknya tubuh yang ideal. “Itu jobdesk utama program latihan,” ujar Priska.
BACA JUGA: Fitness, Bukan Sekadar Jaga Kebugaran Tubuh
BACA JUGA: Pentingnya Mengenal Kebutuhan Tubuh Agar Tetap Bugar
Segala pengetahuan dan arahan tersebut bertujuan agar fitness yang dilakukan aman, benar, dan efektif.
Rekan Priska yang juga seorang personal trainer di Celebrity Fitness, Rizky Fauziah Wahyurini menambahkan, dalam seminggu biasanya para klien melakukan fitness 2-3 kali seminggu. Dalam sehari klien akan diarahkan dan dibimbing berolahraga selama satu jam.
Yakni meliputi warming up (pemanasan), streching (peregangan), latihan inti selama kurang lebih 30-45 menit, lalu cooling down (pendinginan).
Kendati demikian, jika seorang klien menginginkan hasil fitness yang lebih signifikan atau maksimal, bisanya bisa dilakukan 4-5 kali seminggu. “Kalau untuk perempuan biasanya ingin mengecilkan perut,” ujar Kiky sapaan akrabnya.
Normalnya, proses pembentukan tubuh yang ideal melalui fitness memakan waktu kurang lebih enam bulan lebih. Tetapi semua juga kembali lagi ke klien. Seorang personal trainer pun memiliki target tersendiri agar kliennya mengalami progres yang maksimal.
Ada pun perubahan bentuk badan yang signifikan tersebut misalnya lingkar perut yang mengecil. Jika semula menggunakan celana ukuran M, setelah fitness bisa mengenakan ukuran S. “Nah itu tergantung pula pola makan yang harus dijaga,” kata Priska.
Klien pun disarankan untuk melakukan fitness secara selang-seling. Artinya tidak memaksakan fitness setiap hari. Sebab tubuh juga butuh istirahat (recovery). Apabila dipaksakan, seorang klien bisa mengalami Delayed Onset Muscle Soreness (DOMS), atau dalam istilah Bahasa Jawa dikenal dengan njarem.
Hal itu pun biasanya wajar dialami oleh klien, terlebih bagi mereka yang baru pertama kali melakukan aktivitas fitness. Sebab itu adalah bentuk respons tubuh. “Itulah yang selalu kami edukasi ke pemula. Supaya mereka nggak kapok olahraga,” tutur Priska.
Sementara itu, aktivitas fitness meliputi beragam gerakan. Mulai dari yang menggunakan beban dalam atau beban klien itu sendiri. Disebut pula body-lifting, seperti misalnya push up, sit up, dan squat.
Lalu ada pula yang menggunakan beban luar atau disebut weight-lifting. Yakni dengan menggunakan alat-alat pada gym-gym konvensional lainnya. Semua alat itu pun akan diperkenalkan oleh seorang personal trainer. Dengan pengarahan teknik-teknik yang benar, aktivitas fitness akan berdampak efektif khususnya pada otot.
BACA JUGA: Cukup Satu Jam, Ini Manfaat Latihan Treadmill
Tak hanya itu, personal trainer juga akan mengarahkan tentang tempo, repitisi, hingga pengaturan beban. Serta teknik pengaturan nafas yang benar. Pengaturan nafas yang baik ini berguna untuk melatih daya tahan kapasitas paru-paru dan jantung.
Dengan teknik yang baik dan benar, Priska dan Kiky berharap klien bisa mendapat fitness goal yang diinginkan. Entah itu untuk kesehatan ataupun pembentukan badan. (cr9/din)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Si Ibu Ini Lucu, Dua Anaknya jadi Alat Bantu Fitnes
Redaktur & Reporter : Soetomo