FK Unram Perkirakan Saat Lebaran Corona Sudah Sirna, dengan Catatan

Rabu, 22 April 2020 – 17:50 WIB
Tenaga medis melakukan pelaksanaan rapid test corona di Puskesmas. Ilustrasi Foto: AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK

jpnn.com, MATARAM - Fakultas Kedokteran Unram (Universitas Mataram) dan tim ahli sudah melakukan perkiraan atau simulasi dengan metode penyakit menular SIR (Suceptible, infected, recovery), untuk memerkirakan kapan wabah virus corona COVID-19 di NTB akan mereda.

Dekan Fakultas Kedokteran Unram dr Hamsu Kadriyan menjelaskan, memperhatikan jumlah kasus positif, jumlah pasien sembuh, meninggal dunia, dan data-data lainnya, Tim dari Fakultas Kedokteran Unram memperkirakan puncak wabah COVID-19 di NTB akan terjadi di bulan Agustus 2020.

BACA JUGA: Australia Luar Biasa, Semoga Cepat Menular ke Indonesia, agar Kita Bisa Bebas ke Mana Saja

"Hal ini kalau kita tidak melakukan intervensi dengan baik dan cermat, maka puncaknya betul-betul ketemu di bulan Agustus. Namun jika kita bisa mencegah secara bersama-sama, maka kita akan bisa mempercepatnya, dua bulan misalnya atau pada saat lebaran nanti kita sudah bebas dari virus ini. Namun kita harus bekerja sama menuntaskannya," jelasnya di Mataram, Rabu (22/4).

Dari hasil perhitungan Fakultas Kedokteran Unram dan tim yang terlibat di sana menunjukkan bahwa jika COVID-19 tanpa mendapat intervensi apapun, maka pada bulan Agustus, jumlah kasus COVID-19 di NTB diperkirakan sekitar 5.800-an kasus.

BACA JUGA: Belva Mundur, Indra: Lepas Rp 50 Juta, Rp 5,6 Triliun Ditelan Juga

"Karena itulah, mari kita sama-sama mencegah penyakit ini. Jangan takut diperiksa," ujarnya.

Ia menambahkan salah satu hal yang bisa mempercepat penurunan kasus COVID-19 yaitu dengan mempercepat penemuan kasus.

BACA JUGA: Pesan Serius Tompi untuk Adamas Belva yang Mengundurkan Diri

"Jika tim dapat menemukan kasus lebih awal maka derajat sakitnya bisa lebih rendah. Jika derajat sakit rendah maka sakit ringan yang menderita covid ini, tentunya penyembuhannya juga akan lebih cepat. Jika dia lebih cepat sembuh yang tadinya rata-ratanya dua mingguan dapat kita turunkan di bawah satu minggu, maka akan lebih cepat penurunan angkanya," kata dr Hamsu.

Sementara itu Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB Najamuddin Amy mengatakan, Pemprov NTB sejak awal sudah melakukan sejumlah langkah pencegahan penyebaran virus ini serta melakukan penanggulangan dampak sosial akibat pandemi ini.

"Salah satunya yaitu pemerintah membentuk Corona Crisis Center NTB , dengan mengupdate jumlah warga yang diduga terinfeksi melalui laman resmi Satgas Pemerintah Provinsi NTB Penanganan COVID-19 https://corona.ntbprov.go.id/ dan menyediakan layanan Hotcall COVID-19 di 081802118119," terangnya.

Pemerintah Provinsi NTB menyediakan empat Rumah Sakit Rujukan Utama bagi penanganan COVID-19 yaitu RSUD Provinsi, RS Selong Lombok Timur, RS Manambai Sumbawa dan RS Bima serta 17 Rumah Sakit Rujukan Kedua di seluruh kab/kota se-NTB, dengan jumlah tempat tidur ruangan isolasi di seluruh NTB sebanyak 68 pada pertengahan April kemarin.

Jumlah ini akan terus ditambah sampai mencapai 235 tempat tidur di isolasi dan yang sedang dalam persiapan sejumlah 380 tempat tidur dengan RS Unram, Asrama Haji, hingga Wisma Tambora. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler