FKMPS Membahas Pentingnya Sejarah dalam Menjaga Karakter Bangsa

Sabtu, 25 Mei 2024 – 07:25 WIB
Sejumlah tokoh berfoto bersama seusai acara Focus Group Discussion (FGD) bertema "Memudarnya Jati Diri dan Karakter Bangsa" yang diselenggarakan Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Sejarah (FKMPS) pada Rabu (22/5/2024). Foto: Dok. FKMPS

jpnn.com, JAKARTA - Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Sejarah (FKMPS) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema "Memudarnya Jati Diri dan Karakter Bangsa" pada Rabu (22/5/2024).

Acara yang menyoroti pentingnya sejarah dalam menjaga jati diri dan karakter bangsa ini menghadirkan berbagai tokoh nasional yang berpengaruh.

BACA JUGA: Penjabaran Sila-Sila Pancasila Dalam Membangun Karakter Bangsa

DR (HC) Heppy Trenggono dalam pengantarnya mengingatkan suatu bangsa bisa ditaklukkan tanpa kekuatan militer dengan cara membuat satu generasi tidak mengenal sejarahnya sendiri.

“Kalau bangsa kita paham sejarah, tidak mungkin UUD 1945 diubah hingga seperti sekarang ini,” ujar Heppy.

BACA JUGA: Puan: Mengganti Pancasila Akan Berdampak Hilangnya Karakter Bangsa

Menurut penggagas Gerakan Beli Indonesia ini, pemudaran jati diri dan karakter bangsa merupakan tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia saat ini.

Pembicara lain, Profesor TB Massa Djafar menambahkan pemahaman sejarah yang mendalam akan memberikan landasan kuat untuk merancang masa depan bangsa yang lebih baik.

BACA JUGA: Pilkada 2024: Agus Sutiadi Ajak Generasi Muda Bersama Membangun Kabupaten Tangerang

Sementara itu, Ketua FKMPS Batara Richard Hutagalung dalam pemaparannya menyampaikan kekhawatiran tentang banyaknya upaya pemalsuan dalam penulisan sejarah Indonesia.

Sejak tahun 1994, Batara telah melakukan penelitian intensif mengenai sejarah, terutama kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Belanda dan sekutunya di Indonesia antara tahun 1945-1950.

Penelitiannya bersama para veteran dan pejuang angkatan '45 menghasilkan tuntutan terhadap pemerintah Inggris dan Belanda, yang sebagian telah berhasil.

Batara menekankan pentingnya memahami sejarah yang sebenarnya untuk menghindari manipulasi yang dapat mengaburkan jati diri bangsa.

"Upaya pemalsuan sejarah adalah salah satu cara untuk menghapus identitas dan karakter bangsa kita," ujarnya.

Batara menjelaskan FKMPS sepakat bahwa sejarah harus berkontribusi dalam desain politik, ekonomi, budaya, dan geopolitik bangsa kita.

"Diskusi ini menegaskan kembali pentingnya memahami dan melestarikan sejarah sebagai bagian integral dari jati diri bangsa," ungkapnya.

Dengan memahami sejarah, lanjutnya, generasi muda dapat membangun karakter yang kuat dan memiliki kebanggaan terhadap identitas nasional.

"FKMPS berkesimpulan bahwa sejarah harus berkontribusi dalam desain politik, ekonomi, budaya, dan geopolitik bangsa kita," ujarnya.

Batara menambahkan Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Sejarah (FKMPS) adalah organisasi yang berkomitmen untuk melestarikan dan memperjuangkan kebenaran sejarah Indonesia.

"Melalui berbagai program dan kegiatan, FKMPS bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sejarah dalam membentuk jati diri dan karakter bangsa," pungkas Batara.

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh nasional, di antaranya Laks TNI. AL. (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno, Batara Richard Hutagalung, Dr. (HC) Heppy Trenggono, Nurrachman Oerip, Dr. Hatta Taliwang, Assoc. Prof. Dr. TB Massa Djafar, Dr. Taufik Bahaudin, Prof. Makarim Wibisono, Yudi Chrisnandy.

Selain itu, Profesor Taufik Abdullah, Prof. Owin Jamasy Jamaluddin, M.Hum, MM, Ph.D., Mayjen TNI (Purn.) Soenarko, Dr. MS. Ka'ban, Ir. Sayuti Asyathri, Mayjen TNI (Purn.) Asman A. Nasution, Prof. Dr. Mufti Mubarok, B. Wibowo, Sultan Jambi, Sultan Aceh, Sultan Paser, Nur Aini Bunyamin, Rahma, Akbar Mursalin, Raditya dan 40 tokoh lainnya.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler