Flare dan Lempar Botol Paling Banyak Kena Sanksi Komdis

Selasa, 02 Oktober 2018 – 00:14 WIB
Bonek merayakan kemenangan Persebaya yang melawan tim Arema FC pada pertandingan Liga 1 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (6/5). FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Pelemparan botol ke lapangan dan flare menjadi pelanggaran yang paling sering berujung sanksi dan denda Komisi Disiplin (Komdis) PSSI musim ini. Dari klub lima besar terkena denda, yakni Persebaya Surabaya, Arema FC, Sriwijaya FC, PSMS Medan, dan Persib Bandung, total denda mencapai Rp 2,5 miliar.

Itu belum kalau ditambah dengan 13 klub Liga 1 lainnya serta insiden di Liga 2. Karena itu, klub juga menyadari bahwa antisipasi perlu dilakukan untuk mengurangi tingginya sanksi dan denda akibat oknum suporter mereka menyalakan flare atau melempar botol ke lapangan.

BACA JUGA: PSSI Rombak Komdis

Sekretaris PSMS Julius Raja mengatakan bahwa mereka telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi insiden seperti itu. Mulai dari menambah jumlah keamanan, mendekati pentolan-pentolan suporter, hingga memberi diskon tiket, dan boleh dibayar setelah pertandingan agar penonton mau datang dan bersikap baik.

”Tapi, tetap saja seperti itu. Mereka-mereka ini meniru apa yang dilihatnya di wilayah lain. Melihat tidak ada hukuman, ya dilakukan juga akhirnya,’’ paparnya.

BACA JUGA: Sanksi Komdis PSSI: Persib Rp 110 Juta, Persebaya Rp 70 Juta

Padahal, sanksi dan denda dijatuhkan untuk klub. Tapi, suporter kadang tidak peduli, yang terpenting tidak ada efek jera untuk mereka. ’’Karena itu, kami harap ada ketegasan. Jangan klubnya saja yang didenda. Suporter yang bertindak buruk, nyalain flare, dihukum juga. Buat undang-undangnya,’’ jelasnya.

Apalagi, menurut dia, saat ini era sudah sangat modern. Operator liga, yakni PT Liga Indonesia Baru (LIB) pastinya punya tim-tim khusus yang memantau tindakan suporter. ’’Ada foto dan rekaman. Cari suporter itu, kami siap bantu. Adili dengan tegas, jangan klub saja yang didenda,’’ ucapnya.

BACA JUGA: Sanksi Aneh dari Komdis PSSI, kok Ismed Sofyan tak Kena?

Hal itu senada dengan Manajemen Arema FC. Media Officer Arema FC Sudarmaji menerangkan bahwa Komdis PSSI seharusnya juga memberi sosialisasi terkait denda dan sanksi kepada suporter. Harapannya, sosialisasi itu bisa memberikan kesadaran bahwa tindakan buruk suporter yang menanggung adalah klub.

Di luar itu, Arema FC sendiri juga melakukan pengetatan keamanan di setiap pertandingan. Salah satunya juga menambah jumlah Polisi Wanita (Polwan) di pintu masuk ketika pemeriksaan tiket dan barang. ’’Karena kadang, flare dan segala macamnya itu disimpan di dalam anggota tubuh,’’ jelasnya.

Di sisi lain, Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali menjelaskan, banyaknya tingkah laku buruk suporter yang merugikan klub berawal karena tidak ada edukasi yang baik. Terutama dari klub dan PSSI. Idealnya, uang denda yang dibayar klub digunakan untuk melakukan edukasi itu ke suporter. (rid/ham)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dari Persebaya Saja, Komdis PSSI Kantongi Rp 930 Juta


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler