Flu Burung Kembali Mengancam

Ditemukan Suspect di Tangerang

Senin, 23 Januari 2012 – 12:13 WIB
JAKARTA - Serangan wabah flu burung di Indonesia belum berhenti. Setelah menewaskan dua orang di Jakarta, pasien suspect atau tersangka flu burung ditemukan di Kabupaten Tangerang, Banten. Pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan pasien tersebut positif atau negatif terpapar firus H5N1.
 
Pasien suspect flu burung ini adalah Roh, 18. Saat ini, warga dari Mekarsari, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang itu dirawat di ruang isolasi RSUD Kabupaten Tangerang. Pasien ini dirujuk ke RSUD Kabupaten Tangerang Sabtu sore lalu.
 
Pihak rumah sakit menyatakan, saat masuk pasien mengalami demam tinggi dan sesak nafas. Roh mengalami demam sejak enam hari terakhir. Selanjutnya, dia mengalami gangguan suara dan sesak nafas akut. Untuk sementara, pihak rumah sakit menyatakan bahwa pasien ini masih berstatus suspect flu burung.
 
Jika akhirnya dinyatakan positif, maka Indonesia memuncaki daftar negara dengan kasus flu burung tertinggi di dunia periode 2012 dengan jumlah 3 kasus. Indonesia menjadi rangking satu bersama Mesir, yang juga melaporkan ada 3 kasus flu burung selama 2012 ini.
 
Saat dilakukan peninjauan di rumah pasien, petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang menemukan fakta jika Roh memelihara ayam dan itik. Meskipun begitu, petugas tidak menemukan unggas peliharaan Roh yang mati.
 
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2-PL) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Minggu (22/1) menuturkan, penanganan pasien di RSUD Kabupaten Tangerang ini sudah sesuai standar. Dia mengatakan, bila ada seseorang dengan demam dan gejala flu serta ditemukan kontak dengan unggas, maka bisa ditetapkan langsung suspect flu burung. "Baik flu yang dialami ringan atau berat," tandasnya.
 
Dia menegaskan, status suspect ini belum tentu benar-benar sakit. Pemberian label suspect ini supaya lebih hati-hati dan meningkatkan kewaspadaan. Jika sudah ada pasien yang ditetapkan suspect flu burung, maka petugas dinas kesehatan dan dinas peternakan setempat harus turun meninjau sekitar kediaman pasien.
 
Dalam peninjauan ini, mereka harus memeriksa orang-orang yang pernah kontak atau berhubungan dengan pasien suspect tadi. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemantauan suhu tubuh dan keadaan klinik secara berkala. Serta memberikan obat pencegahan. Upaya lainnya juga memeriksa unggas. "Baik secara klinis atau laboratoris," ucap Tjandra. Dengan pemeriksaan ini, akan diketahui apakah ada unggas yang terpapar flu burung lalu ditularkan ke manusia.
 
Untuk pasien suspect flu burung sendiri, harus secepatnya dirawat di rumah sakit rujukan flu burung. Saat ini, ada seratus rumah sakit yang ditetapkan menjadi rujukan kasus flu burung. Dimana 80 dari seluruh rumah sakit tersebut sudah dilengkapi dengan fasilitas isolasi pasien suspect maupun positif flu burung.
 
Tjandra menjelaskan, setelah pasien suspect ini dirawat, maka tindakan berikutnya adalah mengambil sampel lendirnya. Selanjutnya, sampel ini diperiksa di laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). Dalam uji laboratorium ini, akan dipastiken pasien tadi positif atau negatif terpapar virus H5N1. "Sementara ini hasil laboratoriumnya belum keluar," ungkap Tjandra.

Jika nanti ternyata pasien Roh ini positif terpapar H5N1, maka datanya akan dibeber di website Kemenkes. Upaya ini untuk memberikan warning bagi masyarakat supaya lebih hati-hati. Tetapi jika hasilnya negative, pasien tetap akan dirawat hingga sembuh.

Sebagaimana dilaporan WHO (World Health Organization), dalam periode 2012 ini Indonesia menududki posisi kedua kasus kematian akibat flu burung dengan dua kasus kematian. Indonesia berada di bawah Mesir dengan tiga kasus kematian.

Sementara itu, jika dirunut sejak 2005 hingga 16 Maret 2011, Indonesia menjadi negara dengan kasus flu burung terbanyak. Yaitu ada 174 kasus dengan jumlah kematian 144 kasus. Dimana sepanjang 2011 ada 11 kasus korban meninggal positif flu burung di Indonesia. 

Sekertaris Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis (penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya) Emil Agustiono menuturkan, pihaknya saat ini fokus menyoroti ketersediaan Oseltamivir (merek dagang Tamiflu). Obat ini, katanya, bisa menekan replikasi virus H5N1 di tubuh manusia. "Obat ini bukan untuk membunuh virus," tegasnya.

Pemantauan komisi ini diantara untuk mengecek oseltamivir yang kadaluarsa. Emil berharap, obat yang kadaluarsa bisa segera diganti dengan obat baru. Laporan yang sudah masuk diantaranya adalah, di Jakarta ada 60.800 butir Tamiflu yang kadaluarsa Juni mendatang.

Menteri Koordinator Bidan Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Lakosono mengatakan, Jakarta dan sekitarnya merupakan salah satu kawasan rawan penyebaran flu burung. Dalam sehari ada ratusan ribu unggas, terutama bebek dan ayam, yang singgah atau masuk Jakarta. Dalam permulaan 2012 ini, pihak pemda Provinsi DKI Jakarta sudah melakukan sweeping terhadap 6.829 unggas. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Matahari Sembuhkan Anak dari Depresi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler