JAKARTA--Penyebaran virus flu burung itik semakin meluas di Indonesia. Bahkan dicurigai penyebaran virus H5N1 clade 2.3.2 ini sebagai salah satu bagian bioterorisme. Guna memastikan hal tersebut, Badan Intelijen Negara (BIN) memastikan telah ikut turun tangan melakukan penyelidikan.
Meski baru berbentuk dugaan, Menkopolhukam Djoko Suyanto mengatakan, isu bioterorisme flu burung itik perlu untuk diselidiki. Saat ini telah dibentuk tim khusus yang berasal dari BIN dan Kementrian Kesehatan.
"Sejak dugaan itu merebak, mereka mulai bekerja. Kita kan belum tahu itu bener apa gaknya, itu bioterorisme atau apa. Indikasinya belum sampe ke situ, tapi bahwa ada wacana seperti itu kan perlu diwaspadai juga," kata Djoko pada wartawan di kantor Presiden, Kamis (10/1).
Sebelumnya, sekretaris Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis, Emil Agustiono, mencurigai penyebaran virus flu burung jenis baru, H5N1 clade 2.3.2, sengaja disebarkan ke Indonesia sebagai bentuk bioterorisme. Tujuannya untuk menggoyang ketahanan pangan dan ekonomi nasional.
"Memang ada sinyalemen demikian. Ini perlu disikapi dengan sangat hati-hati," kata Emil.
Kasus flu burung itik sendiri saat ini hampir merata terjadi diberbagai daerah di Indonesia. Laporan terakhir menyebutkan sudah ada 11 provinsi yang terserang virus flu burung pada itik ini. Penyebaran kasus flu burung kali ini disebut lebih cepat dibandingkan saat kasus flu burung pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 2003. Waktu itu kasus flu burung yang kebanyakan menyerang ayam hanya terjadi di tiga provinsi saja.
Kepala BIN, Letnan Jenderal TNI Marciano Norman, mengatakan pihaknya akan terus mendalami kemungkinan terjadinya bioterorisme dalam kasus flu burung itik. Meski hingga saat ini, masih belum ditemukan kesimpulan yang menjurus pada kesimpulan tersebut.
"Kita mengikuti perkembangan itu terus. Pendalaman dilakukan oleh kementrian terkait. Tapi sampai saat ini belum ada indikasi bahwa itu bioterorisme," kata Marciano.(afz/jpnn)
Meski baru berbentuk dugaan, Menkopolhukam Djoko Suyanto mengatakan, isu bioterorisme flu burung itik perlu untuk diselidiki. Saat ini telah dibentuk tim khusus yang berasal dari BIN dan Kementrian Kesehatan.
"Sejak dugaan itu merebak, mereka mulai bekerja. Kita kan belum tahu itu bener apa gaknya, itu bioterorisme atau apa. Indikasinya belum sampe ke situ, tapi bahwa ada wacana seperti itu kan perlu diwaspadai juga," kata Djoko pada wartawan di kantor Presiden, Kamis (10/1).
Sebelumnya, sekretaris Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis, Emil Agustiono, mencurigai penyebaran virus flu burung jenis baru, H5N1 clade 2.3.2, sengaja disebarkan ke Indonesia sebagai bentuk bioterorisme. Tujuannya untuk menggoyang ketahanan pangan dan ekonomi nasional.
"Memang ada sinyalemen demikian. Ini perlu disikapi dengan sangat hati-hati," kata Emil.
Kasus flu burung itik sendiri saat ini hampir merata terjadi diberbagai daerah di Indonesia. Laporan terakhir menyebutkan sudah ada 11 provinsi yang terserang virus flu burung pada itik ini. Penyebaran kasus flu burung kali ini disebut lebih cepat dibandingkan saat kasus flu burung pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 2003. Waktu itu kasus flu burung yang kebanyakan menyerang ayam hanya terjadi di tiga provinsi saja.
Kepala BIN, Letnan Jenderal TNI Marciano Norman, mengatakan pihaknya akan terus mendalami kemungkinan terjadinya bioterorisme dalam kasus flu burung itik. Meski hingga saat ini, masih belum ditemukan kesimpulan yang menjurus pada kesimpulan tersebut.
"Kita mengikuti perkembangan itu terus. Pendalaman dilakukan oleh kementrian terkait. Tapi sampai saat ini belum ada indikasi bahwa itu bioterorisme," kata Marciano.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Angie Hanya Kena 4,5 Tahun Bui
Redaktur : Tim Redaksi