KOTAMOBAGU — Penyakit flu burung dipastikan menyerang Sulawesi Utara (Sulut) dari KotamobaguKepastian diperoleh setelah hasil pengujian pada sekira 20 ayam yang mati mendadak di Pasar Serasi, Kotamobagu, menunjukkan hewan itu positif terinfeksi virus H5N1
BACA JUGA: Polisi Nyabu di YouTube Terancam Dipecat
Laporan mati mendadaknya puluhan ayam itu juga datang dari Luli Humu, warga Kopandakan 1, Kotamobagu Selatan
Setelah diusut, ayam yang mati di Pasar Bersehati Jumat (8/4) itu dipasok dari Gorontalo
BACA JUGA: SK Bupati Konut Segera Ditandatangi Mendagri
Padahal, sejak sepekan lalu flu burung dipastikan telah beredar di provinsi ituBACA JUGA: Abaikan Perjudian, Kapolres Labuhan Batu Dicopot
"Lalu lintas darat sudah dijaga ketatMenurut informasi, ayam tersebut masuk melalui laut, sehingga lolos dari pengawasan," jelas Kepala Dispertanak Kotamobagu, Harjo Mokodompit.Hanya saja, beberapa pedagang ayam di Pasar Serasi membantah ayam yang mereka jual kemarin berasal dari Gorontalo“Memang benar ada ayam yang mati mendadak akhir pekan laluTapi, ayam yang saya jual hari ini (kemarin, red) baru saya beli dari Poigar,” kata Ruslani, yang menolak ayamnya dimusnahkan.
Sempat terjadi adu mulut antara pemerintah dengan pedagangAkhirnya, pemerintah memberikan waktu dua hari (sampai Rabu) sebelum seluruh kandang dan hewan unggas yang ada di pasar Serasi dimusnahkan
"Kami tidak ada jalan lain selain memberikan waktu kepada merekaNamun, kami sudah meminta kepada mereka yang diawasi Satuan Polisi Pamong Praja agar tidak ada satu pun ayam yang keluar dari Pasar SerasiKalau ada yang beli, langsung dipotong di pasarKotorannya dan usus langsung dibakar," tegas Harjo, sembari menambahkan selama dua hari ke depan Pasar Serasi dikarantina.
Pemberian waktu pada para pedagang itu disesalkan Kepala Dispertanak Provinsi Sulut, Johanis PanelewenYang jelas, lanjut Panelewen, pihaknya berdasarkan instruksi Kementerian Pertanian (Kementan) langsung melakukan pemusnahan.
"Saya memang sempat kecewa dengan kebijakan Dispertanak Kotamobagu yang masih memberikan waktu kepada pedagang di Pasar SerasiSeharusnya, semua unggas di pasar itu harus dimusnahkanSesuai standar pengendalian, semua unggas yang berada di radius 200 meter dari titik ayam yang ditemukan mati harus dimusnahkan," tegasnya.
Penegasan itu didukung drh Muhammad Insani PDSR dan drh Abdurahman LobudMenurut mereka tidak ada jalan lain untuk mencegah penyebaran virus tersebut selain memusnahkan semua unggas yang berada di radius 200 meter dari lokasi kejadian.“Sesuai prosedur, di lokasi kejadian tidak boleh ada ayam yang keluar atau dipindahkanKemudian harus dilakukan pemusnahan," tutur mereka senada.
Selaku petugas yang ditunjuk untuk mengawasi penyebaran virus H5N1 se-Bolmong Bersatu, Insani meminta warga yang merasa terjadi sesuatu kepada ayamnya untuk tidak dibuang ke sembarang tempat, tetapi langsung dibakar.
Kemudian, warga diminta tidak menyentuh langsung unggas yang mati"Cuci tangan dengan sabun kalau bersentuhan dengan unggas yang mati mendadakVirus itu dapat menyebar melalui udara, bahkan bisa menempel di baju dan badan selama dua minggu," ingatnya.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PNS Pemko Berharap Rapelan Cepat Cair
Redaktur : Tim Redaksi