jpnn.com - LONDON--Mengobati pilek dan hidung berlendir tidak mesti menggunakan antibiotik. Hal ini ditegaskan oleh para ahli dan dokter kesehatan publik di Inggris.
Dinas Kesehatan Masyarakat Inggris dan Royal College of General Practitioners mengatakan gejala ini sering disebabkan oleh virus dan penggunaan antibiotik dapat menyebabkan resistensi.
BACA JUGA: Cegah Kanker Payudara dengan 7 Langkah Mudah Ini
Menurut laman BBC (18/11), Dinas Kesehatan Masyarakat Inggris mengatakan sebuah penelitian menunjukkan 40 persen orang berpikir antibiotik akan membantu luka lendir berwarna kehijauan, sementara bila lendir berwarna bening, obat ini tidak banyak membantu.
Padahal warna hijau pada dahak dan ingus adalah hasil dari protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi itu.
BACA JUGA: Antisipasi Resistensi Antibiotik, Serukan Koordinasi Global
"Ini adalah mitos yang berlaku bahwa siapapun yang beringus hijau atau bening membutuhkan antibiotik untuk bisa sembuh," ujar Dr Cliodna McNulty.
Sebagian besar infeksi yang menghasilkan banyak dahak dan ingus adalah penyakit karena virus dan akan membaik dengan sendirinya. Meskipun, sebelum itu akan membuat penderita merasa cukup buruk selama beberapa minggu.
BACA JUGA: Yoga Bisa Sebabkan Patah Tulang
"Masalah resistensi terhadap antibiotik bisa tumbuh. Setiap orang dapat membantu dengan tidak menggunakan antibiotik untuk pengobatan infeksi yang tidak rumit," tegasnya.
Meminum antibiotik dapat mempengaruhi triliunan bakteri yang secara alami hidup di dalam tubuh manusia dan dapat menyebabkan resistensi."Terlalu sering menggunakan antibiotik merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius," jelas Dr Maureen Baker, ketua Royal College of General Practitioners.
"Infeksi beradaptasi dengan antibiotik yang digunakan untuk membunuh mereka dan akhirnya dapat membuat pengobatan tidak efektif. Karena itu penting untuk menggunakan antibiotik dengan tepat," pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Jenis Obat-obatan yang Bisa Bikin Pria Impoten
Redaktur : Tim Redaksi