Foke Bisa Rugi Akibat Spanduk Sendiri

Senin, 17 September 2012 – 03:30 WIB
Salah satu poster untuk mendukung Fauzi Bowo yang banyak dipasang di berbagai penjuru Jakarta. Foto : Arundono W/JPNN
JAKARTA - Pada kampanye putaran kedua Pilkada DKI 2012, tim sukses calon gubernur incumbent Fauzi Bowo memasang berbagai spanduk dukungan yang berisi ucapan terima kasih pada sang gubernur. Salah satunya spanduk berisi ucapan terima kasih dari warga atas bebasnya biaya sekolah dan kesehatan gratis yang diberlakukan Gubernur Fauzi Bowo.
 
Selain itu ada juga spanduk berisi ucapan terima kasih atas pembangunan banjir kanal timur (BKT) dan penanganan banjir. Bahkan ada pula ucapan terima kasih atas rencana pembangunan Mass Rapid Transit/MRT, yang sebenarnya baru akan rampung 5 tahun lagi.
 
Namun, spanduk-spanduk ini tidak menjamin Foke menjadi lebih baik di mata pemilih. Alat peraga visual ini justru dinilai dapat menjadi bumerang bagi Fauzi Bowo.
 
"Jika isi pesan di sebuah spanduk bertentangan dengan kenyataan di lapangan, justru akan konyol dan dinilai sinis oleh calon pemilih. Lagipula secara logika, mana ada masyarakat yang perlu berpayah-payah diri memasang spanduk dan mengeluarkan biaya untuk kemenangan calon yang dianggap masyarakat sudah kaya karena telah berkuasa?" kata pengajar komunikasi politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Ari Junaedi kepada JPNN, Minggu (16/9).
 
Menurut Ari, spanduk ucapan terima kasih tidak mencerminkan pengorbanan relawan yang ingin membantu calon yang dianggap "tidak berpunya". Oleh karenanya, kampanye gaya spanduk ini sudah mulai ditinggalkan di negara-negara maju.
 
Seharusnya, ujar Ari, pasangan calon lebih fokus pada penguatan basis dan menyambangi warga jelang pemungutan suara putaran final. Selain itu Fauzi Bowo seharusnya menyadari bahwa masyarakat menilainya sebagai pemimpin yang angkuh dan temperamental. Pria yang kerap disapa Foke itu seharusnya berusaha mengubah citra angkuh yang sudah melekat.
 
"Warga enggan dan jengah dengan calon yang temperamental. Kerap melontarkan kata-kata kasar dan menyakitkan perasaan. Warga butuh disapa dan disambangi," tegas Ari.
 
Ari juga memprediksi pada sisa waktu jelang pencoblosan tanggal 20 September 2012 akan muncul sejumlah strategi "kalap". Artinya, tim sukses Fauzi Bowo akan menggunakan seluruh kekuatannya untuk mengejar selisih suara raihan Jokowi di putaran pertama.

Tetapi, Ari yakin warga Jakarta cukup cerdas untuk menilai calon pemimpinnya. "Untungnya warga Jakarta cukup cerdas dan ingat begitu ada calon yang selalu diintimidasi dan menjadi korban selalu menjadi pemenang," pungkas Ari.(dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampanye Model Jokowi Bakal Sering Ditiru

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler