JAKARTA- Panwaslu DKI melaporkan bahwa banyak beredar isu SARA terkait Pilgub DKI Jakarta 2012-2017. Atas fenomena tersebut, Cagub incumbent Fauzi Bowo mengaku kecewa dan menyesalkan adanya kampanye tidak sehat tersebut.
"Saya mengecam penggunaan isu SARA ini oleh siapapun tanpa kecuali. Karena negara ini adalah negara Pancasila jadi wajib kita hormati seluruh warga negara," kata Foke, panggilan akrab Fauzi Bowo usai mengunjungi lokasi dan korban kebakaran di Kampung Janis, Pekojan, Jakarta Barat, Minggu (29/7).
Menurutnya, tidak ada tempat bagi mereka yang tidak menjunjung nilai-nilai Pancasila dan berusaha memecah belah masyarakat dengan isu sensitive tersebut. ”Itu harus dipahami. Siapapun tanpa kecuali," tegas dia.
Seperti diketahui, putaran kedua pemilihan gubernur dan wakil gubenur DKI Jakarta, isu SARA makin memanas di antara kedua kandidat cagub dan cawagub. Jaringan Pemantau Pemilih untuk Rakyat (JPPR) setidaknya menemukan 10 isu SARA yang menyerang pasangan Foke dan Jokowi. Paling sering isu SARA tersebut ditemui di jejaring sosial hingga komunitas keagamaan.
Sebelumnya, Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), melaporkan maraknya isu SARA ke Panwaslu DKI. Dalam laporannya, LSM tersebut juga membawa bukti-bukti. Seperti spanduk, selebaran dan sms. “Kami khawatir dengan maraknya isu SARA akan menyumbang angka golput yang tinggi,” ujar Manajer Pemantauan JPPR Masykurudin Hafidz, (25/7).
Pasalnya kata dia, tipe pemilih di Jakarta, yang kebanyakan kelas menengah, justru tidak terpengaruh isu SARA. Karena itu, maraknya isu tersebut, justru akan membuat mereka menjadi golput. Tidak menutup kemungkinan, golput berasal dari pemilih yang pada putaran pertama, jagonya kalah. “Kelas menengah itu kan nunggu isi program dari pasangan calon. Bukan uang atau isu politik uang. Ini memang fenomena perkotaan,” jelas Masykurudin.
Dia menambahkan, isu SARA menimpa dua kandidat yang bertarung. Pihaknya, meminta agar hal itu dihentikan. “Kami juga meminta Panwaslu agar mengusut itu. Serta bekerjasama dengan berbagai lembaga terkait,” jelasnya.
Masykurudin menambahkan, model kampanye SARA yang kemarin dilaporkan, memang sulit dijerat pelanggaran. Namun kalau terus dilakukan, bisa menyumbang angka golput. “Memang bukti yang kami laporkan tidak ada ajakan untuk memilih pasangan calon,” pungkasnya. (dai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... FPKB Desak PBB dan ASEAN Peduli Muslim Rohingnya
Redaktur : Tim Redaksi