"Anggaran untuk pendidikan yang kita siapkan memang tidak sedikit, 26-28 persen tergantung total APBD kita dan standarnya pasti terus meningkat," kata Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo kepada pers usai melakukan kunjungan kerja di SMK Al Khairiyah, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (24/8).
Selain dana APBD dari negara, Pemprov DKI juga mendapat suntikan dana dari pihak swasta melalui program Corporate Sosial Responsibilty (CSR). Dana pihak swasta ini, menurut Foke, cukup signifikan dalam merealisasikan program-program pendidikan.
Foke memaparkan, sebagian besar dana APBD digunakan untuk membiayai program sekolah gratis 12 tahun. Program ini memang menjadi andalan Pemprov dalam meningkatkan mutu pendidikan.
"Wajib belajar 12 tahun memberikan pendidikan yang berkualitas bagi warga Jakarta. Ini adalah komitmen untuk memberikan peluang terhadap siapa saja, meskipun dia miskin kalau dia mau belajar," ujar gubernur berrkumis itu.
Selain program sekolah gratis, Pemprov DKI melalui Yayasan Beasiswa DKI juga memberikan beasiswa bagi siswa yang tidak mampu. Menurut Foke, meski sekolah sudah gratis tetapi beasiswa merupakan bagian yang tidak terpisahlan dari kebijakan pemerintah DKI.
Foke menilai, dana besar untuk bidang pendidikan telah menorehkan prestasi untuk provinsi DKI Jakarta. Terlihat dari tingkat partisipasi aktif warga untuk bersekolah di ibukota termasuk yang tertinggi di Indonesia.
"Kalau dilihat dari tingkat kelulusan, di tingkat SMP hanya 1 orang yang tidak lulus. Itu juga karena dia berhalangan ujian, bukannya tidak mampu mengerjakan ujian. Kualitas SDM Jakarta juga paling tinggi se Indonesia," tambahnya.
Untuk diketahui APBD DKI Jakarta tahun ini mencapai Rp138 Trilliun. Jumlah APBD yang dialokasikan untuk Jakarta diperkirakan terus meningkat di tahun-tahun berikutnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pascalebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan
Redaktur : Tim Redaksi