Fokker Naas Masih Layak Pakai

Rabu, 08 April 2009 – 07:09 WIB
DUKA- Dua perwira menengah TNI-AU membantu keluarga korban yang terhuyung saat menghadiri pemakaman lima jenazah korban kecelakaan pesawat Fokker 27 TNI-AU di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (07/04). Foto: MUHAMAD ALI/JAWA POS
JAKARTA - Tim investigasi bergerak cepat menyelidiki jatuhnya pesawat Fokker 27 TNI-AUSehari setelah insiden, tim di bawah koordinasi Dinas Keselamatan Penerbangan dan Kerja (Dislambangja) TNI-AU tersebut langsung melakukan operasi tertutup kemarin

BACA JUGA: SDA Merapat ke Prabowo

Karena kecelakaan terjadi pada armada TNI dan dalam operasi resmi militer, personel sipil tidak akan dilibatkan


"Ini akan lebih cepat dibanding kecelakaan Casa, karena banyak saksi mata dan juga ada pantauan tower," ujar Panglima Komando Operasi 1 TNI-AU Marsekal Muda Imam Sufaat setelah pemakaman di TMP Kalibata kemarin (7/4).

Saat pesawat Casa 212 jatuh di Gunung Salak, Bogor, Juni 2008, penyelidikan penyebab kecelakaan sangat sulit

BACA JUGA: Teroris Lebih Hormati Teh Manis Ketimbang Vonis

Sebab, black box (kotak hitam) harus dicari, tanpa saksi mata, dan pesawat hancur luluh
"Nanti, kesimpulan resminya dari tim

BACA JUGA: SBY Terbelenggu Neolib

Kita tidak akan memberikan analisis sebelum ada kajian menyeluruh," katanya

Tim akan meminta informasi data penerbangan dari menara pangkalanTermasuk, rekam jejak penggunaan Fokker 27 sebelum jatuh"Sementara ini masih diduga karena cuaca burukJarak pandang terbatas dan angin kencang," kata marsekal berbintang dua itu

Dalam catatan skuadron 2, pesawat Fokker A-2703 yang jatuh Senin lalu dalam kondisi primaSebelum melakukan misi dropping penerjun tempur, pesawat itu juga baru saja mengangkut logistik ke Denpasar, Bali"Kalau soal usia, kami kira juga tidakPesawat itu dalam kondisi sangat layak terbangJika tidak, tidak mungkin diberangkatkan," kata ImamPesawat Fokker itu digunakan sejak 1976

Bagaimana anggaran perawatan? Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen menjelaskan, meski terbatas, anggaran pemeliharaan pesawat TNI-AU dalam kondisi cukup"Secara rutin dan periodik dicek," katanya

Saat ini TNI-AU mempunyai 228 pesawatNamun, yang layak terbang hanya 94 pesawatRinciannya, 75 pesawat tempur dengan kesiapan 27 pesawat (36 persen), dan dari 51 pesawat angkut hanya 21 pesawat layak terbang (41,17 persen)Lalu, untuk pesawat latih, ada 53 pesawat dengan kesiapan 21 pesawatUntuk helikopter, yang berjumlah 50 buah, yang siap hanya separonyaKesiapan rata-rata seluruh pesawat hanya 41,69 persen

Pada tahun anggaran 2009, pemerintah mengalokasikan dana Rp 35,03 triliun atau turun sekitar Rp 1,29 triliun dibanding tahun anggaran 2008 yang mencapai Rp 36,32 triliun, bagi sektor pertahanan dan TNIDari anggaran senilai Rp 35,03 triliun itu, TNI-AU mendapatkan sekitar Rp 3,4 triliun atau lebih kecil dibanding 2008 sekitar Rp 3,9 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, anggaran alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI memang masih minimNamun, alokasinya akan bergantung pada postur APBN secara keseluruhanAnggaran TNI juga telah dibahas di tingkat pemerintah dengan persetujuan DPR.

"Kalau alutsista TNI itu mengalami hal-hal yang harus diperbarui atau harusnya tidak digunakan, Menkeu sangat mendukungTapi, kalau jumlah alokasi, itu terkait postur belanja secara keseluruhan," kata Sri Mulyani di kantornya kemarin (7/4)

Anggaran pertahanan 2009 adalah sekitar Rp 35 triliunDalam rapat dengar pendapat tahun lalu, Komisi I DPR pernah mengungkapkan anggaran pertahanan yang ideal adalah Rp 100 triliun

Menkeu menambahkan, selain masalah alokasi, Depkeu dan Bappenas saat ini berusaha memperbaiki mekanisme pengadaan barang terutama alutsista"Masih banyak belanja alutsista yang sampai hari ini belum terealisasiBahkan, ada yang masuk blue book (rencana pengadaan) 2005 yang belum terealisasi," kata Sri Mulyani.

Selain kecepatan realisasi, pembiayaan alutsista akan dibenahiSelama ini banyak alutsista yang dibiayai dengan kredit ekspor"Dalam situasi krisis seperti saat ini, pendanaan kredit ekspor dari luar negeri tentu sangat sulit," katanya.

Sementara itu, agar kecelakaan pesawat Fokker 27 milik TNI-AU tidak terjadi pada pesawat sipil, Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal menginstruksi seluruh maskapai nasional agar berhati-hatiSebab, indikasi cuaca buruk saat ini bisa membahayakan jiwa penumpang''Saya minta seluruh direktur operasi dan pilot agar selalu waspada terhadap perubahan cuaca," ujar Jusman dalam SMS-nya kepada Jawa Pos kemarin

Pemakaman Khidmat

Kemarin pagi 19 jenazah korban Fokker 27 diberangkatkan ke daerah masing-masing dari BandungSeluruh korban diangkut menggunakan dua unit pesawat Hercules jenis C-130 A-1310 dan A-1320 milik TNI-AU.

Bertindak sebagai inspektur upacara pelepasan adalah Marsekal Pertama Harry BudionoTurut hadir seluruh petinggi dan prajurit Kopaskhas AU serta keluarga korban yang sudah berada di Bandara Husein Sastranegara sejak malam sebelumnya

Kepala Pusat Penerangan dan Informasi (Kapuspen) Korpaskhas TNI-AU Letkol Nairiza mengatakan, delapan jenazah diterbangkan menggunakan pesawat Hercules A-1310Tujuh jenazah dibawa ke Jogjakarta dan satu korban ke Padang

Sedangkan Hercules A-1320 membawa jenazah Pilot Kapten I Gede Agustirta Santosa serta 10 jenazah siswa para lanjut tempur (PLT).

"Tiga jenazah dibawa ke Bandara Iswahyudi, Madiun, empat jenazah ke Bandara Djuanda, Surabaya, satu jenazah ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali dan tiga jenazah ke Bandara Hasannudin, Makassar," ujar Nairiza saat dihubungi Bandung Ekspres melalui telepon kemarin.

Di Jakarta, pemakaman lima awak Fokker 27 berlangsung khidmatJenazah dilepas dari hangar Skuadron 17 Halim Perdanakusuma oleh KSAU Marsekal SoebandrioDari Halim, jenazah dibawa dengan ambulans ke taman makam pahlawan KalibataDiiringi genderang, peti mati para penerbang itu dibawa ke blok W yang terletak di sisi barat makam

Tepat pukul 10.35, tembakan salvo dilepaskanLima jasad, masing-masing Lettu Penerbang Yudo Pramono, Letda Rachmat, Serda Dadang, Serda Bachtiar, dan Serda Mas Karebet, dimasukkan ke liang lahat

Ayahanda Lettu Yudho, Mayor Jenderal Soenarko, tampak tegarMeski matanya memerah, Pangdam Iskandar Muda itu tampak berusaha menenangkan keluarganya"Sabar Bu, sabar," katanya kepada sang istri, Rini Soenarko

Sebelum jasad anaknya dikubur, Soenarko sempat memberi hormat dan ikut menuang tanah ke lubang makamIstri Yudho juga sangat terpukulLia, panggilan Amalia Pujiwati yang menggendong anaknya, Ayesha Ramadhani, tak henti-hentinya menangis

Setelah pemakaman, Soenarko menerima ucapan duka cita dari pelayat yang hadirTampak di antaranya Gubernur Lemhanas Muladi dan Agum Gumelar"Saya tidak punya firasat apa pun," kata Soenarko kepada wartawan.(rdl/zul/sof/wir/hnr/hug/jpnn/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Napi Minim Info Pemilu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler